Nilai Transaksi Bursa Karbon Capai Rp 80,75 M dalam 2 Tahun, Apa Penopangnya?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai transaksi bursa karbon mencapai Rp 80,75 miliar sejak diluncurkan dari 26 September 2023 hingga 24 Desember 2025.
Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Eddy Manindo Harahap, mengungkapkan volume transaksi karbon telah mencapai 1,6 juta ton setara karbon dioksida (CO?e). Hingga saat ini, sebanyak 150 perusahaan telah berpartisipasi sebagai pengguna jasa.
“Adapun total unit karbon masih tersedia mencapai 2,67 juta ton CO2 equivalent,” ucap Eddy dalam konferensi pers penutupan perdagangan saham di Gedung BEI, Selasa (30/12).
Berdasarkan daftar SPE-GRK yang sudah terdaftar di IDXCarbon, hingga saat ini terdapat sembilan seri unit karbon yang berasal dari berbagai proyek energi dan pengelolaan emisi di Indonesia.
Sejumlah proyek berasal dari sektor panas bumi, seperti Proyek Lahendong Unit 5 dan 6 milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dengan periode vintage 2016–2020. Selain itu, terdapat proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) di Muara Karang, Priok, Grati, serta Muara Tawar yang sebagian merupakan hasil konversi dari sistem single cycle menjadi combined cycle pada periode 2021–2023.
Di sisi energi terbarukan lainnya, kemudian pembangkit listrik tenaga air skala mini (PLTM) Gunung Wugul serta pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit (POME) untuk biogas dan co-firing. Salah satu proyek biogas tercatat berasal dari kerja sama PNRE dan PTPN III di Sei Mangkei dengan kapasitas 2,4 MW dan periode vintage 2021–2024.
Direktur Teknologi, Engineering dan Keberlanjutan PLN, Evy Haryadi, menegaskan bahwa skema ini menghadirkan manfaat ganda, yaitu mendorong reduksi emisi sekaligus membuka peluang keuntungan finansial yang signifikan.
“(Skema) ini dapat mengurangi emisi hingga 250 juta ton CO2e, serta menghasilkan potensi keuntungan sebesar USD 2,5 miliar – USD 10 miliar (Rp 42 triliun – Rp 167 triliun),” jelas Evy dalam sesi dialog Scaling Up Carbon Market, Opportunities For Global Collaboration From National to Global Actor: Advancing Market Through Global Collaboration di COP 30.
Ia menambahkan bahwa bursa karbon menjadi pintu masuk penting untuk pembiayaan inovatif berbasis pengurangan emisi.
“Untuk bisa mendanai proyek transisi energi, kita tidak hanya mengandalkan dari kegiatan komersial, kita juga mengandalkan carbon finance. Carbon finance adalah bagaimana kita mengurangi emisi karbon, dan mengubahnya menjadi carbon credit,” lanjut Evy di Paviliun Indonesia COP 30 Belem, Brazil (12/11).
PLN tengah menjalankan peta jalan dekarbonisasi yang mengarah pada penurunan intensitas emisi secara bertahap hingga 2060. Transformasi portofolio pembangkit diarahkan untuk memperbesar porsi energi terbarukan, baik variable renewable energy seperti surya dan angin, maupun baseload renewable seperti panas bumi dan hidro, seiring dengan pengurangan pembangkit batu bara.