Nilai tukar rupiah pada pasar spot perdagangan hari ini, Jumat (26/7) dibuka melemah sebesar 0,20%. Mengutip Bloomberg, rupiah pada pukul 09.00 WIB sempat menyentuh level Rp 14.004 per dolar AS.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty mengatakan, walaupun ada indikasi pelemahan tipis hari ini, rupiah masih akan lebih kuat dari Rp 14.000 per dolar AS. "Ketika bank sentral Eropa The European Central Bank (ECB) menahan bunga, maka akan menjaga interest rate differential kita. Ini akan mendukung rupiah sehingga tak akan terjadi pelemahan signifikan," ujarnya saat dihubungi Katadata.co.id.

ECB memutuskan untuk mempertahankan suku bunga bank sentral, kemarin (25/7). Suku bunga ECB yakni main refinancing rate, lending facility, dan deposit facility masing-masing dipertahankan sebesar 0%, 0,25% dan -0,4%. ECB juga merevisi panduan ke depan dengan membuka kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter.

(Baca: Bank Sentral Eropa Diprediksi Pangkas Bunga, Rupiah Hari Ini Kian Kuat)

Adapun usai keputusan kebijakan moneter ECB, euro mengalami penguatan 0,02% terhadap dolar AS. Selain itu, euro turut menguat terhadap poundsterling Inggris sebesar 0,04%.

Tak hanya rupiah, seluruh mata uang Asia terlihat melemah terhadap dolar AS usai keputusan ECB. dolar Hongkong melemah 0,02%, dolar Singapura melemah 0,03%, won Korea melemah 0,22%, peso Filipina melemah 0,08%, rupee India melemah 0,09%, yuan Tiongkok melemah 0,05%, ringgit Malaysia melemah 0,13% dan baht Thailand melemah 0,05%. Hanya yen Jepang yang ebrgerak stagnan pada hari ini.

Sementara itu, Telisa menjelaskan rilis data AS yang lebih lemah dari ekspektasi pasar masih berpotensi menahan rupiah hari ini. Sedangkan dari domestik, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih menimbulkan sentimen positif ekonomi ke depan. "Juga sentimen positif rekonsiliasi positif domestik," tutup dia.

(Baca: Jelang Pertemuan The Fed, Harga Emas Antam Turun Jadi Rp 667.454/Gram )