PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. membukukan laba bersih Rp 20,6 triliun sepanjang tahun lalu atau tumbuh 49,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 0,6 persen menjadi Rp 54,8 triliun dan pendapatan berbasis biaya (fee based income) sebesar 16,4 persen menjadi Rp 23,3 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan sepanjang 2017, pengumpulan dana murah (CASA) naik 10,4 persen menjadi Rp 540,3 triliun. Pertumbuhan tersebut, ditopang oleh peningkatan tabungan dari Rp 34,6 triliun menjadi Rp 337 triliun dan kenaikan giro dari Rp 16,3 triliun menjadi Rp 203,4 triliun.
"Sedangkan cost of fund juga berhasil kami turunkan menjadi 2,73 persen dari posisi akhir tahun lalu 2,93 persen,” ujarnya saat konferensi pers di Plaza Mandiri, Selasa (6/2). (Baca: Kredit Tumbuh di Atas Industri, BRI Raup Laba Rp 29 Triliun Tahun 2017)
Bank Mandiri juga berhasil meningkatkan kualitas kreditnya. Ini terlihat dari penurunan rasio kredit seret atau non performing loan (NPL) dari 4 persen, menjadi 3,46 persen. Penurunan ini membuat Bank Mandiri mampu memangkas alokasi pencadangan perseroan dari Rp 24,6 triliun menjadi Rp 16 triliun.
Bank Mandiri juga mampu melaksanakan fungsi intermediary-nya melalui penyaluran kredit sebesar Rp 729,5 triliun. Angka ini naik 10,2 persen, dengan kontribusi pembiayaan produktif sebesar 74,7 persen dari total portofolio.
Peningkatan kredit produktif tercermin dari penyaluran kredit modal kerja yang naik 4 persen menjadi Rp 335,9 triliun. Sementara kredit investasi yang mencapai Rp 208,7 triliun, naik 12,9 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Aset kami tumbuh 8,3 persen mencapai Rp 1.124,7 triliun secara konsolidasi. Dana pihak ketiga pun tumbuh 7 persen meningkat Rp 53,3 triliun dibanding 2016,” ujarnya. (Baca: Tumbuh 20%, BNI Raup Laba Bersih Rp 13,62 Triliun Sepanjang 2017)
Kartika mengatakan pertumbuhan laba secara bisnis disumbang oleh dua segmen utama, yaitu korporasi yang naik 14,7 persen dan retail 13,7 persen yang ditopang oleh kredit mikro dan konsumsi. Pada segmen mikro, Bank Mandiri telah memberikan kredit kepada lebih dari 1,2 juta debitur senilai Rp 61,9 triliun atau naik 22,2 persen dari tahun 2016.
Di sektor infrastruktur, Bank Mandiri menyalurkan pembiayaan senilai Rp 141 triliun atau 58,7 persen dari total komitmen yang telah diberikan sebesar Rp 240,1 triliun. Kredit tersebut disalurkan kepada 8 sektor utama yakni Transportasi (Rp 31,3 triliun), Tenaga Listrik (Rp 31,3 triliun), Migas & Energi Terbarukan (Rp 18,4 trilun), Konstruksi (Rp 15,5 triliun), Perumahan Rakyat & Fasilitas Kota (Rp 10,6 triliun), Telematika (Rp 9,3 triliun), Jalan (Rp 7,6 triliun) dan Lainnya (Rp 10,8 triliun).
Sepanjang tahun 2017, Bank Mandiri juga menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 13,3 triliun, atau mencapai 102,6 persen dari target. Secara kumulatif, hingga Desember 2017, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 48,3 triliun kepada 995 ribu debitur di seluruh Indonesia.
"Bank Mandiri berkeinginan untuk menumbuhkan bisnis perseroan secara berkesinambungan dengan memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah, menjaga pertumbuhan biaya operasional serta penyaluran kredit yang lebih prudent," ujar Kartika.
(Baca: Bank BUMN Gencar Hapus Buku untuk Tekan Kredit Seret)
Untuk terus meningkatkan penghimpunan dana masyarakat, Bank Mandiri terus mengembangkan jaringan elektronik perseroan untuk melengkapi 2.631 jaringan kantor cabang yang telah ada. Jaringan elektronik tersebut meliputi 17 ribu mesin ATM, 253 ribu mesin EDC, serta layanan internet banking, mobile banking, dan layanan call center 14000.
Bank Mandiri juga terlibat aktif dalam penyaluran program bantuan sosial nasional. Pada Program Keluarga Harapan (PKH), Bank Mandiri telah menyalurkan bantuan sosial sebesar Rp 1,86 triliun kepada 943 ribu keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh indonesia.
Sedangkan program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) yang disalurkan perusahaan, tercatat sebesar Rp 51,20 miliar kepada 38 ribu KPM. Adapun pelaksanaan program ini berhasil dilaksanakan dengan dukungan 101 ribu agen branchless banking Bank Mandiri.