Bank BUMN Gencar Hapus Buku untuk Tekan Kredit Seret

Arief Kamaludin|KATADATA
25/1/2018, 18.20 WIB

Bank pelat merah semakin gencar melakukan hapus buku kredit seret (write off). Hapus buku merupakan salah satu opsi untuk mengurangi rasio kredit seret alias non-performing loan (NPL) di laporan keuangan bank. Tahun lalu, total hapus buku di dua bank pelat merah saja -- Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) -- mencapai Rp 18,2 triliun.

Berdasarkan materi paparan kinerja keuangan BNI 2017, total kredit seret yang dihapus buku bank tersebut mencapai Rp 8,7 triliun, naik 189% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3 triliun. “Debitor yang kreditnya dihapus buku pada kuartal IV paling banyak berasal dari industri tekstil Rp 661 miliar, industri jasa minyak dan gas Rp 486 miliar, dan industri granit Rp 466 miliar,” demikian tertulis.

Meski melakukan hapus buku dalam jumlah besar, bank memastikan, kebijakan tersebut dilakukan melalui prosedur yang ketat sesuai persyaratan yang ditetapkan, termasuk provisi atau pencadangan kerugian minimal 100%. Ke depan, bank mengharapkan adanya tambahan pendapatan dari pemulihan kredit seret yang sudah dihapus buku.

“Seiring kenaikan hapus buku pada 2017, ada harapan tambahan pendapatan dari pemulihan kredit di 2018,” demikian tertulis. Pada 2017 lalu, tambahan pendapatan dari pemulihan kredit di BNI mencapai Rp 2,2 triliun. Ini artinya tingkat pemulihan kredit terhadap hapus buku (recovery rate) sekitar 25,3%. (Baca juga: Tumbuh 20%, BNI Raup Laba Bersih Rp 13,62 Triliun Sepanjang 2017)

Pemulihan terjadi lantaran kredit yang dihapus buku tidak dihapus tagih. Kredit tersebut masih tercatat di rekening administrasi (off balance sheet) bank. Maka itu, petugas bank masih berupaya untuk mengejar pengembalian dari debitor terkait, meskipun pengembaliannya tidak penuh.

Selain hapus buku, bank juga melakukan restrukturisasi kredit untuk mengendalikan NPL. Restrukturisasi dilakukan dengan memperpanjang waktu jatuh tempo pelunasan kredit ataupun meringankan bunga. Pada 2017, jumlah kredit yang direstrukturisasi mencapai Rp 30,43 triliun, hampir separuhnya merupakan kredit korporasi.

Melalui langkah-langkah tersebut dan seiring pertumbuhan penyaluran kredit bank, rasio NPL gross BNI tercatat turun signifikan menjadi 2,3% terhadap total kredit 2017 yang sebesar Rp 416,9 triliun. Pada tahun sebelumnya, rasio NPL gross tercatat 3% dari total kredit. (Baca juga: OJK Optimistis Bank Daerah Bisa Tangkal Kredit ‘Nakal’ Jelang Pilkada)

NPL untuk kredit korporasi terutama berasal dari sektor pertambangan timah Rp 375 miliar, konstruksi Rp 236 miliar, dan penyewaan alat berat Rp 148 miliar. Sedangkan untuk kredit menengah, NPL terutama berasal dari sektor perdagangan, restoran, dan hotel Rp 321 miliar, konstruksi Rp 236 miliar, dan manufaktur Rp 210 miliar.

Aktivitas hapus buku juga tercatat meningkat di BRI. Berdasarkan materi presentasi kinerja bank tersebut, hapus buku naik berkisar Rp 1-2 triliun setiap tahunnya sejak 2013-2017. (Baca juga: Kredit Tumbuh di Atas Industri, BRI Raup Laba Rp 29 Triliun Tahun 2017

Pada 2017, total kredit yang dihapus buku mencapai Rp 9,5 triliun, sedangkan pemulihan kredit tercatat Rp 4,5 triliun. Ini artinya, recovery rate mencapai 53,14%. Di sisi lain, total kredit yang direstrukturisasi sebesar Rp 42,1 triliun, mayoritas kredit kecil (34,4%), korporasi swasta (26,9%), dan BUMN (15%). 

Meski begitu, rasio NPL pada 2017 tercatat masih lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio NPL gross BRI tercatat 2,1% terhadap total kredit yang sebesar Rp 708 triliun pada 2017, sedangkan rasio pada tahun sebelumnya 2,03%. Meski begitu, rasio tersebut masih di bawah industri perbankan yang pada November 2017 berada di level 2,89%.

 

Hapus buku dan pemulihan kredit seret BNI dan BRI pada 2013-2017

TahunBNIBRI
Write OffRecoveryWrite OffRecovery
20133,1262,3964,2951,932
20143,5522,0515,5792,087
20152,4521,7697,7413,780
20163,0121,4978,4464,461
20178,7302,2209,4925,044

*Nominal dalam Rp triliun,

*Sumber: materi paparan kinerja keuangan 2017 (diolah)

Posisi kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BNI dan BRI per 31 Desember 2017

Jenis KreditBNIBRI
Kredit (Rp triliun)NPL (%)Kredit (Rp triliun)NPL (%)
Korporasi Swasta134,41,990,36,48
BUMN84,497,10
Konsumer71,42,5114,61,05
Menengah70,32,823,95,18
Kecil56,52,7142,52,79
Mikro239,51,08
Total416,92,37082,1

*Sumber: materi paparan kinerja keuangan 2017 (diolah)