PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyambut baik rencana adanya segmentasi bisnis pasca terbentuknya perusahaan induk (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor jasa keuangan. Dengan begitu, BTN akan lebih berkonsentrasi menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengaku telah mengetahui rencana Kementerian BUMN untuk melakukan segmentasi bisnis bagi perbankan yang tergabung dalam holding jasa keuangan. Dirinya pun menyambut positif adanya inisiatif tersebut.
"Itu yang paling bagus karena kami (Bank BUMN) bisa fokus, sehingga bank juga bisa cepat melakukan ekspansi dan lebih sehat," ujar Maryono saat dihubungi Katadata, Jumat (24/11).
Maryono kembali menjelaskan, saat ini hampir 90 persen portofolio BTN di segmen perumahan. Oleh karenanya, dengan adanya holding dan segmentasi bisnis akan membuat BTN lebih fokus untuk menggarap dan mengalokasikan sumber dayanya pada segmen tersebut.
(Baca juga: Bank Mandiri, BRI, BNI Satukan Mesin EDC di Merchant Enam BUMN)
Dalam tiga tahun terakhir, kemampuan pendanaan Bank BTN untuk segmen perumahan sudah meningkat dua kali lipat. Tetapi, dirinya tidak memungkiri kebutuhan rumah masyarakat masih sangat besar. Oleh karenanya, dengan holding jasa keuangan ini, dirinya yakin kemampuan Bank BTN membiayai segmen perumahan dapat kembali ditingkatkan.
Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menargetkan pada triwulan I-2018, holding jasa keuangan ini sudah terbentuk.
Adapun, Danareksa akan menjadi pimpinan dalam holding tersebut yang akan membawahi empat bank BUMN, yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Tabungan Negara (BTN). Selain itu, holding ini juga akan membawahi BUMN lainnya seperti Pegadaian, PT PNM, dan Bahana.
Menurut Gatot, pihaknya akan membagi segmentasi bisnis 4 bank yang tergabung dalam holding ini. Bank BTN di segmen perumahan, Bank Mandiri dan Bank BNI di segmen korporasi dan konsumer, dan Bank BRI di kredit usaha kecil dan menengah. "Untuk korporasi dan komersial akan dibagi secara cluster antara Bank BNI dan Bank Mandiri," ujarnya.
(Baca juga: Segmen Komersial Hambat Pertumbuhan Kredit Bank BUMN)
Menteri BUMN Rini Soemarno sendiri pernah menjelaskan, holding jasa keuangan ini secara tidak langsung akan mendukung program sejuta rumah. Sebab, BTN sebagai bank milik negara memang mengkonsentrasikan diri dalam penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Kalau digandakan kemampuan pembiayaannya kan artinya modalnya harus naik,” ujar Rini saat wawancara khusus dengan Tim Katadata, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/11) lalu.
Rini menjelaskan, kemampuan pembiayaan BTN pertahunnya hanya sekitar 500 ribuan rumah. Oleh karenanya, dia mengkhawatirkan rasio kecukupan modal (Capital to Adecuacy Ratio/CAR) BTN apabila pemerintah memaksa melakukan pembiayaan hingga satu juta rumah. “Sekarang belum (mepet), tapi kalau saya mau dorong untuk double, ya mepet (CAR nya)," ujarnya.