PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. memperkirakan target pertumbuhan kredit yang telah ditetapkan perseroan hingga akhir tahun ini sulit tercapai. Terdapat faktor eksternal dan internal yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Bank pelat merah ini pun segera merevisi target kreditnya tahun ini.
Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni menjelaskan sebelumnya perseroan telah menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini di kisaran 15-16 persen. Namun, Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksi pertumbuhan kredit nasional dari 9-10 persen menjadi 7-8 persen. Oleh karenanya itu, BNI pun kembali melakukan kajian mengenai targetnya.
"Setelah kami lihat year to date (YTD) masih rendah, yaitu 8 persen. Maka, kami perkirakan sampai akhir tahun 13 persenan," ujar Baiquni saat konferensi pers, di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Kamis (2/11).
(Baca: OJK Akan Evaluasi Penurunan Bunga Kredit Perbankan Akhir Tahun)
Baiquni menjelaskan terdapat dua faktor yang menyebabkan target tersebut tidak tercapai dan perlunya pembenahan. Pertama, dari sisi internal. BNI perlu memperkuat manajemen dalam penanganan kredit. Baiquni mengatakan BNI masih perlu tenaga tambahan di bidang perkreditan.
Kedua, dari sisi eksternal. Terdapat arahan pemerintah untuk tidak menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara dominan ke sektor perdagangan, tetapi lebih ke sektor manufaktur dan pertanian. Oleh karenanya, dalam sisa dua bulan di tahun ini, BNI masih terus berupaya memenuhi target yang ditentukan pemerintah.
Selain itu, terdapat pula Badan Usaha Milik Negara (BUMN) utamanya di sektor infrastruktur yang menurunkan kreditnya. Alasannya, di akhir tahun seperti saat ini, BUMN yang membangun infrastruktur terutama proyek milik pemerintah, akan mendapatkan pembayaran.
"Tapi itu sifatnya hanya sementara, tetap akan ada jadwal kredit yang akan ditarik," ujar Baiquni.
Melesetnya target pertumbuhan kredit ini, kata Baiquni, akan mempengaruhi pendapatan (revenue) bunga perseroan yang juga akan mengalami sedikit penurunan. Namun, dirinya memastikan hal tersebut tidak akan terlalu berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh perusahaan hingga akhir tahun ini.
Masih ada tersisa waktu dua bulan bagi BNI untuk menutupi penurunan pendapatan bunga dari penyaluran kredit tersebut. BNI tentunya akan menggenjot pendapatan dari fee base income dan sektor-sektor lainnya. Agar tidak mempengaruhi laba, BNI juga akan terus melakukan efisiensi terhadap kinerjanya di sisa waktu tahun 2017 ini.
(Baca: Laba Gemuk Bank BUMN Saat Lemahnya Kredit Industri Perbankan)