Nasabah Korban Mandiri Online Ungkap Transfer Dana Misterius

Katadata | Arief Kamaludin
8/5/2017, 22.50 WIB

Layanan Mandiri Online kembali berfungsi normal sejak Sabtu (6/5) pekan lalu. Bank Mandiri mengklaim tidak ada dana nasabah yang raib meski sempat terjadi kekeliruan sistem pada layanan tersebut. Namun, beberapa nasabah justru menemukan dana di rekeningnya tertransfer ke sejumlah rekening lain di berbagai bank berbeda.

Transfer dana tanpa sepengetahuan pemilik rekening itu menimpa nasabah Bank Mandiri asal Yogyakarta, Marisanti Marlan. Ibu rumah tangga yang tengah menjalani studi pascasarjana ini menuturkan, meski tak pernah menggunakan layanan Mandiri Online, dananya terkuras lewat layanan tersebut.

“Jumat (5/5) pagi ketika melakukan pengecekan e-mail masuk, ada notifikasi dari Bank Mandiri, adanya transfer keluar dari rekening saya, tiga transaksi ke tiga rekening berbeda,” kata dia kepada Katadata, Senin (8/5).

(Baca juga: Dana Nasabah Hilang, Bank Mandiri Setop Layanan Mandiri Online)

Berdasarkan notifikasi via surat elektronik itu, transfer dana terjadi pada Jumat dini hari dalam rentang pukul 00.00 – 01.30 melalui fasilitas Mandiri Online. “Saya langsung cek saldo menggunakan Mandiri Mobile dan ternyata memang saldo saya sudah berkurang,” ujar Marisanti.

Ia memang pengguna layanan mobile banking dan internet banking Bank Mandiri. Layanan internet banking hanya diaktifkan untuk transaksi nonfinansial yaitu mutasi rekening dan cek saldo.

Adapun, Mandiri Online merupakan layanan anyar yang menggabungkan mobile banking dan internet banking. Soft launching layanan itu dilakukan pada 21 Maret lalu. Nasabah pengguna layanan mobile banking dan internet banking bisa langsung memanfaatkan fasilitas tersebut tanpa harus mendaftar lagi.

Marisanti mengaku, total dana dalam rekeningnya terkuras Rp 45 juta. Dananya mengalir ke rekening di Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar Rp 10 juta, Bank CIMB Niaga Rp 25 juta, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Rp 10 juta.

Mengetahui dananya ditransfer tanpa sepengetahuan dan otorisasinya, Marisanti langsung mengadu ke Kantor Cabang Bank Mandiri di Universitas Gadjah Mada (UGM). “Sudah melakukan laporan ke Bank Mandiri tetapi untuk hasilnya masih menunggu hasil investigasi dari bank,” ujarnya.

Hingga Senin (8/5) sore, dia mengaku belum mendapat pengembalian dana. “Barusan saja ini saya balik dari Bank Mandiri, dari pihak bank menyatakan masih dalam proses investigasi,” ujarnya. Marisanti juga sudah melapor ke polisi mengenai dugaan adanya pencurian dana.

Gara-gara kejadian tersebut, Marisanti mengaku kapok menggunakan layanan bank berbasiskan internet. “Jelas ada rasa khawatir bahkan kapok menggunakan layanan ini. Kepercayaan saya terhadap Bank Mandiri juga sudah hilang,” kata dia. Ia pun berharap dananya dan nasabah lain segera dikembalikan ke saldo semula.

(Baca juga: Bank Mandiri: 97 Nasabah Keliru Sistem Mandiri Online Sudah Ditangani)

Nasib serupa juga menimpa seorang nasabah Bank Mandiri di Jakarta. Nasabah yang enggan disebutkan namanya itu berkisah, berdasarkan data notifikasi transfer yang salinannya diterima Katadata, dananya terkuras sekitar seratusan juta rupiah.

Dana ditransfer pada Jumat (5/5) pagi ke beberapa rekening di Bank Mandiri, Bank Sumsel Babel, CIMB Niaga, dan BRI. “Saya cuma disisakan Rp 500 ribu di rekening, bayangkan saya kerja untuk dapat uang itu, lalu hilang begitu saja,” ujarnya.   

Nasabah tersebut sempat menelusuri sendiri salah satu rekening tujuan transfer. Hasil penelusurannya menemukan informasi adanya dana transfer dari rekening tersebut ke beberapa rekening lain. Ia menduga si pemilik rekening yang dimaksud juga merupakan korban yang rekeningnya dipakai oleh pelaku kejahatan.

(Baca juga: Mandiri Online Normal, BI Minta Aliran Dana Raib Nasabah Diblokir)

Peristiwa tersebut sudah dilaporkan ke kantor cabang Bank Mandiri di Jakarta Selatan. Ia meminta pengembalian segera dananya, namun petugas bank tidak bisa memberikan jaminan.

Ia pantang menyerah dan sempat menyambangi kantor cabang bank-bank terkait tujuan transfer dananya untuk meminta rekening yang diduga menadah dananya diblokir. Namun, permintaan pemblokiran itu tidak disetujui.

“BRI gue minta diblokir enggak mau. Bank Mandiri harus bank to bank,” katanya. Ia juga sudah melaporkan kehilangan dana tersebut ke polisi dengan dugaan pencurian.

Imbas kejadian tersebut, si nasabah mengaku trauma menggunakan transaksi online. Ia menuntut bank memperbaiki sistemnya dan menduga sebenarnya sistem itu belum siap namun tetap diluncurkan.

Ia juga meminta bank bertanggung jawab menangani kasus semacam ini. Penilaiannya sejauh ini, respons bank terkesan lambat. Ia pun harus pontang-panting mengupayakan pemblokiran rekening yang diduga menadah uangnya ke kepolisian dan bank, bahkan hingga melakukan penelusuran sendiri.

Meski begitu, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengklaim, pihaknya sudah menuntaskan masalah sistem Mandiri Online yang menyebabkan berkurangnya saldo rekening nasabah. Kekeliruan sistem itu menimpa 97 nasabah, namun saat ini masalahnya sudah ditangani.

“Dari pemeriksaan kami, ada 97 nasabah yang mendapat kekeliruan karena sistem. Kekeliruan itu telah kami koreksi kembali dan tuntas," ujar Rohan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/5).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Surveilans Sistem Keuangan BI Agusman meminta agar Bank Mandiri menyelesaikan permasalahannya dan jangan sampai nasabah dirugikan. Selain itu, Bank Mandiri harus berkoordinasi dengan bank-bank penerima transfer dana dan penegak hukum untuk pemblokiran. “Mereka (Bank Mandiri) memang harus koordinasi, termasuk dengan penegak hukum,” ujarnya, Sabtu (6/5).