Ekonom DBS Group Research Gundy Cahyadi memprediksi suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate bisa naik hingga empat kali tahun ini. Pasalnya, pemulihan perekonomian Amerika Serikat (AS) terus berlanjut.

 “Kami di tim DBS memprediksikan kemungkinan the Fed akan menaikan empat kali suku bunga pada 2017 atau sebesar 100 basis poin,” kata Gundy di The Hermitage Hotel, Jakarta, Selasa (28/2).

Gundy mengatakan bahwa prediksi tim riset DBS didasarkan pada tingkat inflasi pada pada pekan pertama Januari tingkat inflasi bahkan mencapai 2,5 persen. Angka itu telah melampaui target yang ditetapkan, yakni 2 persen.

(Baca juga: Tekanan Arus Keluar Dana Asing di Bursa Saham)

Selain itu, pasar tenaga kerja di AS telah kembali ke masa sebelum krisis yakni tahun 2008, di mana tingkat pengangguran sangat rendah atau terjadi full-employment. Makanya, pertumbuhan ekonomi AS tahun ini diprediksi akan melampaui pertumbuhan selama 3 tahun terakhir.

Kenaikan suku bunga The Fed akan berdampak pada menguatnya dolar AS. Sehingga, nilai tukar rupiah sendiri diprediksikan bisa menyentuh angka Rp 13.800 per dolar AS atau melemah sekitar 3 persen pada penutup tahun ini.

Bagaimanapun, penguatan dolar AS terjadi bukan saja terjadi terhadap rupiah Indonesia, tetapi hampir semua mata uang lain. Gundy bahkan menyebut bahwa pelemahan rupiah tahun ini masih akan lebih baik ketimbang mata uang lain di Asia. “Secara rata-rata nilai tukar rupiah lebih resilience,” katanya.

(Baca juga: Peraih Nobel Ekonomi Berikan Resep Menjaga Stabilitas Keuangan)

Bank Indonesia sendiri, diprediksi akan menaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada semester dua 2017. Kenaikan BI Rate seiring dengan prediksi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibanding tahun lalu, maka tingkat inflasi akan lebih tinggi.

Sinyal kenaikan Fed Fund Rate pun semakin kuat pasca Pimpinan The Fed Janet Yellen menyatakan pihaknya berharap menaikkan bunga beberapa kali dalam setahun sehingga levelnya terus naik dari saat ini 0,5-0,75 persen hingga mendekati 3 persen pada akhir 2019. Hal itu disampaikannya dalam pidatonya di San Fransisco, Rabu (18/1) lalu.

Berdasarkan tren selama ini, kenaikan suku bunga the Fed biasanya terjadi pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember per 25 basis poin. (Baca juga: Banyak Risiko, BI Lebih Hati-Hati Jalankan Kebijakan Moneter)

Reporter: Muhammad Firman