Banyak Risiko, BI Lebih Hati-Hati Jalankan Kebijakan Moneter

Agus Martowardojo ----------------------- Arief Kamaludin|KATADATA
4/2/2017, 09.00 WIB

Sekadar informasi, BI dan pemerintah menargetkan penurunan inflasi pangan bergejolak sekitar dua persen dari 5,92 persen tahun lalu menjadi 4-5 persen tahun ini. Dengan cara itu, ia optimistis inflasi keseluruhan tahun 2017 tak bakal meleset dari target 3-5 persen.

Meski tantangan inflasi lebih berat akibat kebijakan pemerintah terkait harga, Agus tetap menyatakan dukungannya terhadap kebijakan tersebut. “Kami tekankan kalau ada tekanan inflasi itu adalah yang kami dapat terima, karena itu mengurangi subsidi yang kurang produktif. Itu sejalan dalam upaya menjaga fiskal dan ekonomi yang lebih sehat,” ujar dia.

Adapun Fed Fund Rate diprediksi bakal naik beberapa kali tahun ini. Saat ini, Fed Fund Rate berada di level 0,5 persen – 0,75 persen dan direncanakan mendekati 3 persen pada 2019. (Baca juga: The Fed Masih Tahan Bunga, Rupiah Untung dari Pelemahan Dolar)

Kenaikan bunga dana AS bakal membuat imbal hasil (yield) surat utang AS naik sehingga mendorong kenaikan imbal hasil surat utang negara lainnya. “Secara umum kami tetap waspada. Kami tahu tiga tahun ke depan Fed Rate akan naik, biaya pinjaman (cost of borrowing) akan naik, kami waspadai itu,” tutur Agus.

Sebelumnya, Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri meramalkan, The Fed akan menaikkan bunga dana tiga atau empat kali tahun ini, dengan besaran masing-masing 0,25 persen. Oleh sebab itu, Chatib tak yakin BI akan menurunkan BI 7-Day Repo Rate lagi.

“Mungkin ruang bagi BI cut interest rate (memotong bunga acuan) enggak ada. (Tapi) tergantung (kebijakan) The Fed,” ujar Chatib. 

Halaman: