Hari ini sejumlah organisasi massa Islam dan buruh menggelar aksi damai di Jakarta. Aksi damai ini merupakan lanjutan dari unjuk rasa yang sebelumnya dilakukan pada 4 November lalu. Meski dihadiri ratusan ribu orang, aksi tersebut belum mempengaruhi bursa saham maupun mata uang rupiah.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida memprediksi, aksi damai yang digelar Jumat ini tidak berdampak negatif terhadap bursa saham. "Semoga itu sudah diantisipasi, dalam artian bahwa masyarakat sudah lebih percaya bahwa demo hari ini memang demo damai sehingga tidak terlalu berpengaruh pada market," katanya, Jumat, 2 Desember 2016.
(Baca juga: Pengusaha Khawatir Razia Buruh pada Aksi 2 Desember)
Pada Jumat pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan di zona hijau. Pada perdagangan preopening, IHSG bergerak naik 9,163 poin (0,18 persen) ke 5.207,918. Sementara indeks LQ45 naik 2,308 poin (0,27 persen) ke 872.001.
Adapun, mengawali perdagangan Jumat ini IHSG langsung menguat 5,880 poin (0,11 persen) ke 5.207,288. Sementara indeks LQ45 dibuka naik 1,365 poin (0,16 persen) ke 871.529.
Sebelumnya, dalam perdagangan Kamis kemarin, IHSG juga naik 49,845 poin (0,97 persen) ke 5.198,755. Begitu juga indeks LQ45 ditutup naik 12,441 poin (1,45 persen) ke 869.693.
(Baca juga: Langkah Sri Mulyani Pangkas Belanja Mampu Cegah Trump Tantrum)
Seiring pergerakan di bursa, rupiah juga bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data perdagangan Reuters, saat pembukaan perdagangan, rupiah langsung menguat ke posisi 13.540 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan pada Kamis kemarin sebesar 13.550 per dolar AS.
Bahkan, rupiah sempat menguat ke level 13.491 per dolar AS atau menguat 0,43 persen dibandingkan hari sebelumnya. Sedangkan sejak awal tahun sampai saat ini (year to date / ytd), rupiah sudah menguat 1,97 persen.