Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengaku belum memiliki jagoan calon Deputi Gubernur Bank di bidang sistem pembayaran. Ketiga calon yang diajukan belum mengikuti proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).
Ketua Komisi XI DPR Melchias Markus Mekeng mengatakan baik Asisten Gubernur BI Dody Budi Waluyo, Kepala BI Institute Sugeng, serta Direktur Eksekutif Departemen Statistik dan Moneter BI Hendy Sulistyowati telah menghubungi Komisi XI secara informal. Namun, ini hanya untuk membahas persiapan uji kepatutan dan kelayakan pada hari ini dan esok.
"Tidak ada dari kami punya jagoan, soalnya belum semuanya lakukan fit and proper test," katanya usai uji kepatutan dan kelayakan Dody Budi Waluyo di ruang Komisi XI, Jakarta, Rabu (30/11). Dia juga bilang bahwa tidak ada salah satu pihak yang benar-benar intensif menghubungi Komisi XI terkait pencalonannya.
Ada beberapa hal yang dikritisi Mekeng dalam proses seleksi ini, diantaranya materi paparan calon yang tidak terkait dengan bidang yang akan dijabatnya. Seharusnya diisi dengan materi terkait penugasannya mendatang. Salah satunya pemaparan Dody yang masih didominasi penjelasan soal moneter dan malah bukan sistem pembayaran.
(Baca: Masa Kerja 2 Deputi Gubernur BI Akan Habis, DPR Seleksi 6 Calon)
Bahkan dia memberikan poin merah dengan keseluruhan materi yang disampaikan Dody. "Dari satu sampai sepuluh saya pikir nilainya hanya lima, memangnya dia mau menggantikan Perry Warjiyo (Deputi Gubernur BI yang mengurusi moneter)?" katanya.
Menurut Mekeng, Dody malah melewatkan satu poin penting dalam materi sistem pembayaran, yakni pengintegrasian bantuan sosial (Bansos) dalam sistem elektronik yang akan difokuskan ke depan. Apalagi saat ini era transaksi tunai sudah mulai ditinggalkan. Namun, hal ini gagal dijelaskan secara detail oleh Dody.
Dalam paparannya Dody menyampaikan tiga strategi dan lima program kerja apabila dirinya terpilih menggantikan Ronald Waas. Strategi pertama adalah menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, strategi kedua menumbuhkan ekonomi dan menghindarkan 'middle income trap'. Sedangkan strategi ketiga adalah memperkuat sistem keuangan inklusif.
Adapun untuk programnya antara lain Program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) go digital, peningkatan kapabilitas dan kapasitas lembaga nasional dalam sistem pembayaran agar berdaya saing. Kemudian menjadikan rupiah sebagai tuan rumah di negara sendiri, serta koinisasi yakni mengurangi uang kertas dan memperbanyak logam sesuai kondisi iklim Indonesia.
Pada bagian pertama pemaparannya, Dody banyak menyinggung soal kondisi ekonomi makro. Mulai dari target inflasi akhir tahun sebesar 3-3,2 persen, peningkatan surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan III 2016 sebesar US$ 5,7 miliar, hingga pertumbuhan ekonomi triwulan III sebesar 5,02 persen.
"Kemajuan digital ekonomi di tengah struktur perekonomian harus direspons agar memberikan nilai tambah," kata Dody. Inilah yang dikritik Mekeng, lantaran Dody terlalu lama membahasnya tanpa menjelaskan substansi ke arah programnya.
Untuk diketahui, saat ini Komisi XI tengah melakukan proses seleksi jabatan deputi gubernur Bank Indonesia (BI). Dua pejabat Dewan Gubernur akan habis masa jabatannya, yakni Deputi Bidang Pembayaran Ronald Waas dan Deputi Bidang Logistik, Pengamanan Aset, Ekonomi Syariah dan Kawasan Regional Hendar
“Pak Ronald dan Pak Hendar akan habis masa jabatan per tanggal 28 Desember 2016,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara. (Baca juga: Minta Kerjasama BI, OJK, Kemkeu, Darmin: Aneh, Bunga Tak Turun)
Presiden Joko Widodo telah menetapkan enam nama calon untuk mengikuti proses seleksi di DPR. Tiga calon yang akan menggantikan posisi Ronald Waas adalah Asisten Gubernur Dody Budi Waluyo, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik Hendy Sulistiowati, dan Direktur Eksekutif Kepala BI Institute Sugeng.
Sementara tiga calon pengganti Hendar adalah Direktur Eksekutif Departemen Regional II Dwi Parnoto dan Direktur Eksekutif Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat Rosmaya Hadi. Satu calon lainnya adalah Hendar sendiri.