Bank Mandiri Akan Ekspansi ke Tiga Negara ASEAN

Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Mandiri
Penulis: Miftah Ardhian
16/5/2016, 17.36 WIB

Bank Mandiri sedang menjajagi ekspansi bisnis ke luar negeri. Bank pelat merah itu membidik sejumlah negara di Asia Tenggara untuk memperluas jaringan usahanya. Langkah ini sebagai persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan meningkatkan daya saing.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan ekspansi ke luar negeri tidak mudah direalisasikan. Untuk itu, Bank Mandiri masih mengkaji negara yang memiliki pasar bagus. “Kalau kami lihat ada tiga market yang pertumbuhannya memadai, yaitu Vietnam, Filipina, dan Myanmar,” kata Kartika saat ditemui di Gedung Plaza Mandiri, Jakarta, Senin, 16 Mei 2016.

Menurutnya, ketiga negara tersebut potensial menjadi lahan bisnis baru. Sebab, pertumbuhan Vietnam, Filipina, dan Myanmar cukup bagus sehingga tingkat pengembalian investasinya cukup tinggi. Selain itu, yang terpenting, yakni persaingan antarbank di sana belum terlalu ketat dibandingkan Singapura atau Malaysia. (Baca juga: Pendapatan Operasional Topang Laba Bersih Bank Mandiri Rp 3,8 Triliun).

Meskipun demikian, rencana ini merupakan rencana jangka panjang. Kartika belum bisa menjelaskan mekanisme yang akan digunakan dalam berekspansi: apakah membentuk kerja sama dengan bank nasional setempat atau membuka cabang. “Setahun ini kami melakukan market scanning. Mungkin 2017-2018 kami akan lihat mekanismenya,” ujar Kartika. Targetnya, dia melanjutkan, pada 2020 ekspansi ke luar negeri terwujud.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, bank Indonesia masih kesulitan untuk bersaing di luar negeri. Dari sisi permodalan, lembaga-lembaga keuangan Indonesia dinilai masih kalah dibandingkan negara tetangga, terutama Singapura dan Malaysia.  (Baca juga: Dana Cina, Grup Sinar Mas Peminjam Terbesar Tiga Bank Pemerintah).

Namun yang perlu menjadi perhatian adalah sepak terjang bank-bank Indonesia di dalam negeri. Saat ini, sejumlah bank besar Singapura dan Malaysia telah hadir di Indonesia, tetapi yang menjadi “juara” masih bank lokal. “Untuk bersaing di negara sana tidak mudah, namun untuk dominan di negara kita masih bisa,” kata Darmin di kantornya, awal awal bulan ini.

Penguatan daya saing perbankan memang menjadi perhatian serius pemerintah dan kalangan pengusaha sektor keuangan dalam memasuki pasar bebas ASEAN (MEA). Apalagi negara-negara ASEAN sepakat memasukan asas resiprokal atau kesetaraan dalam salah satu poin ASEAN Banking Integration Framework. Dengan kesepakatan ini, bank lokal bisa bebas berekspansi ke negara-negara ASEAN. (Lihat pula:Pemerintah dan Bank Berebut Dana Masyarakat Picu Likuiditas Ketat).

Ketentuan lainnya terkait akses pasar dan regulasi domestik. Karena tiap-tiap negara ASEAN sudah siap membuka pintu, tidak ada alasan bagi perbankan dalam negeri untuk tidak bersiap diri, terutama bagi bank dalam kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) IV yang memiliki modal inti di atas Rp 30 triliun.