KATADATA ? Bank Indonesia menilai kondisi likuiditas di pasar perbankan kian terjaga, terbukti dari suku bunga penawaran antarbank (Jibor) yang mulai turun.
Direktur Task Force Financial Deepening BI Nanang Hendarsyah mengungkapkan peluncuran Jibor yang melibatkan rate rata-rata dari 21 bank kontributor telah memberikan dampak baru, sebab bunga yang diberikan menunjukkan tren menurun.
"New JIBOR langsung ada impact. Bank-bank yang sempat buat rate tinggi dalam rupiah mulai turun banyak dan kembali normal," ujarnya seperti dikutip Bisnis Indonesia, Kamis (2/4).
Menurutnya bank-bank yang memiliki likuiditas tidak berani menahan dan mematok harga yang tinggi sebab dikhawatirkan bakal terpukul di Jakarta Interbank Bid Rate (Jibid). Bid Rate adalah tingkat suku bunga di mana bank ingin meminjam dari bank lain.
Adapun offer rate adalah suku bunga yang ditetapkan bank yang ingin meminjamkan. Adapun rerata Jibor pada 1 April yakni overnight 5,78 persen, 1 minggu 6,08 persen, 3 bulan 6,87 persen, 6 bulan 7,78 persen dan tenor 1 tahun 8 persen. Nanang menuturkan rate tersebut mencerminkan tidak ada tekanan terhadap likuiditas.
Dia mengungkapkan Jibor yang berlaku kini sama dengan suku bunga pasar uang antar bank. Namun bila dibandingkan dengan transaksi repo, katanya, lebih rendah rate repo sebab memiliki kolateral.