PT Bank BTPN Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 752,11 miliar sepanjang kuartal I 2020, melonjak 48,61% dibandingkan posisi kuartal I 2019. Lonjakan laba ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga dan syariah, serta pendapatan operasional.
Mengutip laporan keuangan perseroan, pada kuartal I 2020 pendapatan bunga dan syariah bersih Bank BTPN tercatat sebesar Rp 2,92 triliun, meningkat 19,94% dibandingkan kuartal I 2019. Peningkatan pendapatan ini seiring dengan meningkatnya penyaluran kredit sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
Per 31 Maret 2020, Bank BTPN mampu menyalurkan kredit sebanyak Rp 157 triliun, naik 12% dibanding periode yang sama tahun lalu, yang sebesar Rp 139,8 triliun. Penyaluran kredit salah satunya ditopang segmen korporasi, sebesar Rp 92 triliun.
"Untuk segmen ini, kami fokus pada skema sindikasi proyek ketahanan energi, pangan, dan infrastruktur. Selain itu, kami juga memberikan pinjaman bilateral ke perusahaan swasta, BUMN, serta ekspor-impor," kata Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana, dalam siaran pers, Selasa (19/5).
Ia menjelaskan, sepanjang kuartal I 2020 penyaluran kredit Bank BTPN dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Hal ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross di level 0,97%.
(Baca: Finarya Tunjuk Mantan Petinggi BTPN Jadi Direktur Utama LinkAja)
Untuk menyeimbangkan laju pertumbuhan kredit, Bank BTPN menghimpun pendanaan senilai Rp 161,2 triliun pada kuartal I 2020, naik 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut terdiri dari, dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 97,1 triliun, pinjaman pihak lain Rp 57 triliun, serta pinjaman subordinasi Rp 7,1 triliun.
Dari total DPK, Bank BTPN mencatatkan peningkatan porsi current account saving account (CASA), dari sebelumnya 21% pada kuartal I 2019, menjadi 29% pada kuartal I 2020.
Dari sisi CASA ini, Bank BTPN juga mencatatkan peningkatan pada program bank digitalnya, Jenius, dengan pengguna terdaftar sebanyak 2,5 juta orang, naik dari sebelumnya 1,4 juta pengguna. Adapun, jumlah simpanan melalui Jenius tercatat mencapai Rp 8,3 triliun.
Menghadapi pandemi virus corona, Ongki mengatakan, Bank BTPN percaya diri dengan kekuatan likuiditas yang dimiliki. Likuiditas saat ini ia katakan, sangat kuat dan mencukupi untuk menopang target peresroan.
Selain mengandalkan DPK, obligasi dan pinjaman bilateral pihak lain, Bank BTPN juga mendapat sokongan dari induk usaha berupa standby facility. Total fasilitas pendanaan berupa offshore borrowing limit facility yang diberikan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) mencapai US$ 2,8 miliar.
(Baca: BRI dan BTPN Beradaptasi dengan Fintech, Model Hibrida & Niche Market)