Tumbuh Melambat, Uang Beredar per Juni 2020 Rp 6.393,7 Triliun

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. BI mencatat jumlah uang beredar hingga Juni 2020 mencapai Rp 6.393,7 triliun.
30/7/2020, 14.02 WIB

Di sisi lain, operasi keuangan pemerintah tercatat mengalami ekspansi. Ekspansi operasi keuangan pemerintah tercermin dari tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tumbuh 43, meningkat signifikan dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11%.

Ekspansi tersebut disebabkan oleh peningkatan tagihan sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa surat berharga, baik dalam rupiah maupun valas, yang dikuti dengan perlambatan kewajiban kepada pemerintah pusat utamanya berupa simpanan pemerintah pada sistem moneter.

Penghimpunan dana pihak ketiga tercatat sebesar Rp 6.016,5 triliun, atau tumbuh 7,6% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,2% Perlambatan DPK disebabkan oleh komponen giro dan tabungan.

Berdasarkan golongan nasabahnya, perlambatan DPK terjadi pada nasabah korporasi. Secara umum, giro mencatat perlambatan dari 18,8% menjadi 13,2% yang bersumber dari giro rupiah maupun valas, terutama di wilayah DKI Jakarta dan Banten.

Sementara itu, tabungan juga tercatat tumbuh melambat, dari 8,7% menjadi 8,5% pada bulan laporan. Berdasarkan lokasi penempatan dana, perlambatan tabungan terutama terjadi di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Timur. Kendati demikian, simpanan berjangka justru meningkat sebesar 4%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 2,8%.

Sebelumnya, BI mencatat telah melakukan pelonggaran kuantitatif atau quantitative easing  dengan menyuntik likuiditas ke pasar sebesar Rp614,8 triliun sepanjang semester I 2020. Pada periode Januari hingga April, bank sentral menggelontorkan Rp 415,8 triliun yang dialokasikan untuk pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder senilai Rp166,2 triliun, repo perbankan sebesar Rp 160 triliun, FX swap sebesar Rp36,6 triliun, dan penurunan GWM rupiah Rp 53 triliun.

Selanjutnya pada periode Mei-Juni 202, BI mengucurkan Rp 199 triliun, berasal dari penurunan GWM rupiah pada Mei sebesar Rp102 triliun, repo perbankan dan FX swap sebesar Rp81,2 triliun, lalau tidak mewajibkan tambahan gito bagi yang tidak memenuhi RIM sebesar Rp15,8 triliun

 

Bank Indonesia dalam RDG bulan ini memutuskan untuk memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan 0,25% menjadi 4%, seperti terlihat dalam databoks di bawah ini. Pemangkasan bunga acuan untuk mendorong likuiditas lebih banyak di pasar dan memulihkan ekonomi lebih cepat.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria