Kinerja Jiwasraya 2020 Merosot, tapi Ruginya Susut Jadi Rp 4 Triliun

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.
Sejumlah nasabah pemegangn polis Jiwasraya Saving Plan yang tergabung dalam Forum Korban Jiwasraya menggunakan topeng saat melakukan aksi di depan kantor PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Jakarta, Senin (28/12/2020).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
9/4/2021, 21.26 WIB

Kinerja Asuransi Jiwasraya (Persero) masih merosot sepanjang tahun lalu. Pendapatan perusahaan turun 9,7% menjadi Rp 1,94 triliun. Tak hanya itu, total aset Jiwasraya menyusut 13,3% menjadi Rp 15,7 triliun.

Penyusutan aset disebabkan nilai investasi di Jiwasraya yang anjlok sebesar 85,6% menjadi hanya Rp 2,1 triliun dari sebelumnya Rp 14,9 triliun. Sementara itu, instrumen investasi Jiwasraya yang masih ada hanya deposito berjangka sebesar Rp 547,8 miliar dan bangunan tanah untuk investasi Rp 1,6 triliun.

"Investasi yang mengalami penurunan disebabkan beberapa hal. Di antaranya, penurunan nilai pasar, pencairan investasi untuk biaya operasional perusahaan," kata Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia Jiwasraya R. Mahelan Prabantarikso kepada Katadata.co.id, Jumat (8/4).

Sepanjang 2020 , Jiwasraya tidak memperoleh nilai premi. Padahal tahun sebelumnya, perolehan nilai premi tercatat mencapai Rp 3,08 triliun, sementara pembayaran klaim mencapai Rp 14,8 triliun.

Mahelan mengatakan, tidak adanya pendapatan premi di laporan keuangan 2020 karena manajemen Jiwasraya membuat laporan berdasarkan penyajian sesuai PSAK 58. Semua aset dan liabilitas, serta komponen yang terkait di dalamnya, diklasifikasikan sebagai aset/liabilitas yang akan dialihkan.

"Kalau di laporan keuangan yang disajikan secara format standar, pendapatan premi tetap ada," kata Mahelan menjelaskan.

Terkait portofolio investasi, Jiwasraya tercatat tidak memiliki portofolio saham pada 2020. Padahal pada 2019, saham yang dimiliki Jiwasraya senilai Rp 1,65 triliun, reksa dana Rp 1,65 triliun, obligasi Rp 692,8 triliun, medium term notes (MTN) Rp 473,9 miliar, surat berharga negara (SBN) Rp 3,15 triliun, efek beragun aset Rp 12,1 miliar, penyertaan langsung Rp 777,8 miliar, dan pinjaman polis Rp 89,02 miliar.

Melalui perolehan kinerja ini, pada 2020 Jiwasraya mencatat kerugian sebesar Rp 4,04 triliun. Nilai kerugiannya berkurang 2,27% year on year 2019 yang mencatat kerugian Rp 4,14 triliun.

Meskipun laporan keuangan Jiwasraya menyusut, audit KAP Kanaka Puradiredja Suhartono menyatakan, bahwa Jiwasraya memperoleh opini laporan keuangan yang wajar.

Sebelumnya, kinerja Jiwasraya anjlok hingga beberapa instrumen investasi dihentikan. Hal itu disebabkan oleh ulah manajemen lama Jiwasraya, serta adanya penerbitan produk dengan bunga pasti yang tinggi. Atas kelalaian itu, terjadilah praktik penipuan hingga gagal bayar atau fraud.

Untuk menyelamatkan pemegang polis Jiwasraya, Tim Percepatan Restrukturisasi Jiwasraya tengah menggenjot program restrukturisasi. Sampai pada 8 April 2021, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengklaim sudah ada 90% pemegang polis bancassurance yang menyetujui program restrukturisasi.

Sementara itu, per 30 Maret 2021 terdapat sebanyak 71% atau 131.111 peserta dari pemegang korporasi menyetujui program tersebut. Terdapat pula 80% atau 110.829 pemegang polis ritel yang sudah menyepakati program restrukturisasi.

Reporter: Ihya Ulum Aldin