Sinyal Positif Elon Musk Jadi Momentum Masuk ke Bitcoin dan Ethereum

ANTARA FOTO/REUTERS/Steve Nesius/foc/cf
Steve Nesius CEO dan pemilik SpaceX Elon Musk melakukan selebrasi setelah peluncuran roket SpaceX Falcon 9 dan pesawat luar angkasa Crew Dragon pada misi SpaceX Demo-2 NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dari Kennedy Space Center NASA di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Sabtu (30/5/2020).
22/7/2021, 22.44 WIB

Startup teknologi finansial Indodax menilai sekarang sebagai momentum tepat bagi investor kembali masuk ke pasar aset kripto. Di mana, pasar aset kripto kembali menunjukkan sinyal kenaikan setelah Bos Tesla Elon Musk menyatakan memiliki beberapa jenis aset kripto. Dia juga berencana menjadikan kembali Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di perusahaannya.

CEO Indodax Oscar Darmawan optimistis sekarang merupakan waktu yang tepat bagi masyarakat untuk berinvestasi di aset kripto. Dengan harga Bitcoin dan Ethereum yang terkoreksi beberapa waktu terakhir, memungkinkan investor membeli aset di harga murah.

"Ke depan, prospek Bitcoin dan Ethereum bakal mengalami kenaikan seiring rencana upgrade sistem di masing-masing aset," kata Oscar dalam keterangan resminya, Kamis (22/7).

Sementara itu, Musk yang juga Bos SpaceX menyatakan kalau dia memiliki beberapa jenis aset kripto seperti Bitcoin, Dogecoin, dan Ethereum saat ini. Berkat pernyataannya, harga Bitcoin berhasil menembus US$ 32.000 per btc dalam 24 jam terakhir. Bahkan, Ethereum sempat mengalami kenaikan hingga 12%.

Oscar menambahkan kalau pelaku pasar selama ini menilai Musk hanya memiliki Dogecoin dan Bitcoin. Namun, pernyataan Musk di The B Word Conference yang berlangsung Rabu (21/7), berhasil mendorong Ethereum naik. Melansir Coinmarketcap.com Kamis (22/7), harga Ethereum naik 3,28% ke level US$ 1.900 per eth dalam 24 jam terakhir.

“Karena pernyataan itu, Ethereum naik 12% dalam satu hari, begitu juga Dogecoin yang naik sekitar 20% dan Bitcoin 10%,”kata Oscar dalam keterangan resminya, Kamis (22/7).

Tak hanya itu, Musk juga mengumumkan kalau Tesla bakal kembali menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran sah. Bahkan SpaceX yang juga perusahaan di bawah naungan Musk, saat ini telah memiliki Bitcoin. Alhasil daftar perusahaan atau konglomerat yang berinvestasi di Bitcoin semakin bertambah. Bahkan, Musk juga mengaku tidak pernah menjual aset kripto yang dia miliki.

Pada Mei lalu, Musk mengumumkan bahwa Tesla tidak lagi menerima pembayaran atau transaksi menggunakan Bitcoin. Hal itu dilakukan karena kekhawatirannya akan dampak penambangan kripto terhadap lingkungan.

Namun, Bitcoin akan melakukan uji tuntas pada sejumlah energi terbarukan yang digunakan untuk menambang mata uang. Jika penambang Bitcoin mampu menggunakan 50% energi terbarukan dalam aktivitasnya, maka Musk berencana untuk kembali menggunakan Bitcoin sebagai alat transaksi pembayaran.

“Tesla akan kembali menerima bitcoin jika demikian,” kata Musk dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Crypto Council for Innovation, dilansir dari Reuters, Kamis (22/7).

Menurut Oscar, bukan hal yang mustahil untuk menerapkan energi hijau dalam aktivitas penambangan Bitcoin ke depan. Apalagi, uang kripto dengan kapitalitasi pasar terbesar saat ini mulai banyak menggunakan sumber daya terbarukan.

Awal Agustus, Ethereum rencananya akan upgrade Hard Fork London EIP-1559 dan menjadikan aset kripto tersebut lebih efisien. Sedangkan Bitcoin akan melakukan upgrade Taproot yang bakal mempermudah banyak orang menggunakan Bitcoin smart contract.

Upgrade dan inovasi teknologi ini membuat semakin banyak orang menggunakan Bitcoin, Ethereum dan aset kripto lainnya. Tidak menutup kemungkinan Bitcoin dan Ethereum akan meningkat dalam beberapa waktu ke depan,” ujar Oscar.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Twitter dan Square Jack Dorsey serta Kepala Ark Investment Management Cathie Wood juga membicarakan jejak karbon mata uang digital. Menurut Dorsey, Bitcoin mendorong inovasi di sektor energi, di mana terdapat perusahaan yang mengubah gas alam suar menjadi rig penambangan listrik.

“Saya percaya Bitcoin akan jauh lebih ramah lingkungan daripada penambangan emas atau sektor keuangan yang ada,” kata Wood, dilansir dari Bloomberg hari ini (22/7).

Penyumbang bahan: Nada Naurah (magang)