Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan delapan klaster penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang akan disalurkan oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Kedelapan klaster itu antara lain, yaitu klaster padi, jagung, sawit, tebu, jeruk, tanaman hias, kopi, dan klaster porang. "Sehingga nanti bisa bersinergi dengan program-program yang ada di Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan," kata Erick Thohir dalam dikutip dari Antara, Selasa (27/7).
Dia mengatakan, anggota Himbara menjadi penyalur terbesar Kredit Usaha Rakyat (KUR), yakni mencapai 92% dari total kuota KUR 2021. Pada periode Januari sampai 25 Juni 2021, penyaluran KUR secara keseluruhan tercatat Rp 143,14 triliun atau meningkat 56,58% dari target Rp 253 triliun pada 2021.
"Kuota KUR 2021 dari Himbara yang targetnya Rp 253 triliun, kami memang menjadi kontributor terbesar yaitu 92% lebih," ujar Erick.
Sesuai penugasan, Menurut Erick, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mendukung program KUR, terutama di sektor pertanian.
Sampai saat ini, bank pelat merah sudah memberi pinjaman senilai Rp 2,7 triliun kepada 6.150 pelaku penggilingan padi (rice mill).
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Joko Widodo memberi arahan agar dilakukan korporatisasi pertanian atau melalui koperasi.
Menurut Airlangga, Kepala Negara juga meminta penyaluran KUR dipermudah dan tidak ada regulasi yang menghambat.
Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, sektor perkebunan kelapa sawit tercatat mendapat KUR Rp 9,5 triliun, padi Rp 7,8 triliun, tanaman lainnya Rp 5,5 triliun, hortikultura sebesar Rp 5,2 triliun, budi daya sapi Rp 3,9 triliun, budi daya domba dan kambing Rp 3,5 triliun.
Selain itu, sektor pertanian palawija memperoleh KUR Rp 2,7 triliun, mix farming Rp 2,6 triliun, pembibitan Rp 1,1 triliun jadi secara keseluruhan KUR pangan Rp 26,8 triliun, KUR hortikultura Rp 7,84 triliun, perkebunan Rp 20,3 triliun dan peternakan Rp 15,1 triliun.