IFG Catatkan Laba Rp 1,8 Triliun, Kini Menanti Suntikan PMN Rp 20 T

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.
Seorang pria melintasi papan penyedia layanan asuransi di Jakarta, Senin (6/9/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
11/10/2021, 12.08 WIB

PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) selaku induk holding BUMN perasuransian dan penjaminan bukukan laba tahun berjalan konsolidasi Rp 1,8 triliun pada semester I-2021. Laba holding bernama Indonesia Financial Group (IFG) ini tumbuh 178% dari periode sama tahun lalu Rp 647 miliar.

Pencapaian laba yang setara 180% dari target Rp 1 triliun tersebut sebagian besar dikontribusikan dari pertumbuhan laba anak perusahaan asuransi dan penjaminan. Rata-rata kenaikan laba pada anak perusahaan sepanjang enam bulan pertama tahun ini 55% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Direktur Keuangan dan Umum IFG Rizal Ariansyah mengatakan, pencapaian ini menjadi bukti signifikan kekuatan hasil kolaborasi dan komitmen bersama antara holding dan anak perusahaan sehingga bisa bertumbuh meski di tengah pandemi Covid-19.

"Kami meyakini upaya peningkatan secara terus-menerus pada aspek tata kelola perusahaan, bisnis, dan keuangan dapat meningkatkan kinerja kami di sepanjang tahun 2021,” ujar Rizal dikutip dari siaran pers, Senin (11/10).

Sampai Juni 2021, laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) IFG mencapai Rp 2,07 triliun atau 24% lebih tinggi dari target Rp 1,67 triliun. Dibanding periode sama tahun lalu Rp 931,05 miliar, EBITDA ini tumbuh 122%.

Nilai ekuitas IFG sepanjang semester I-2021 mencapai Rp 43,13 triliun atau lebih tinggi 2% dari target di RKAP semester I-2021 yang sebesar Rp 42,17 triliun.

Rasio likuiditas perusahaan (rasio lancar) per Juni 2021 berada dalam keadaan sehat yakni 1,76 kali atau 27% lebih baik dari target RKAP sebesar 1,38 kali.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin