EDISI KHUSUS | Semarak Ramadan 1442 H

Aset Keuangan Syariah Global Berpotensi Mencapai Rp 52.389 Triliun

Antara/Aprillio Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, nilai aset keuangan syariah pada 2019 meningkat sebesar 13,9% menjadi 2,88 triliun dolar AS.
Penulis: Agustiyanti
17/11/2021, 17.14 WIB

Aset keuangan syariah global berpotensi mencapai US$ 3,69 triliun atau setara Rp 52.398 triliun pada 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, keuangan syariah menjadi salah satu sektor yang mencatatkan pertumbuhan tercepat di industri keuangan global dalam satu dekade terakhir, melampaui pasar keuangan konvensional.

“Global Islamic Economic Report memperkirakan keuangan Islam global akan tumbuh 5 persen selama periode 2019-2024. Ini akan mencapai yang diharapkan pada tingkat aset US$ 3,69 triliun pada 2024,” kata Sri Mulyani dalam ASEAN Universities International Conference on Islamic Finance 2021 di Jakarta, Rabu (16/11). 

Mengutip Global Islamic Economic Report, Sri Mulyani mengatakan, nilai aset keuangan syariah pada 2019 meningkat sebesar 13,9% menjadi 2,88 triliun dolar AS. “Namun karena adanya COVID-19 pada 2020 nilai aset keuangan syariah diperkirakan akan stagnan,” katanya.

Meski demikian, menurut Sri Mulyani, kondisi tersebut menunjukkan bahwa ekonomi dan keuangan syariah memiliki fundamental yang kokoh dan tetap tangguh di tengah pandemi. Selain itu, ekonomi syariah juga melalui berbagai perkembangan penting, mulai dari percepatan transformasi digital, disrupsi rantai pasokan global, dan peningkatan fokus pemerintah pada investasi terkait ketahanan pangan.

“Negara terus mendapatkan ekosistem ekonomi Islam yang lebih kuat,” katanya.

Adapun Indonesia, menurut Sri Mulyani, adalah kontributor utama penerbitan sukuk di pasar internasional dengan pangsa pasar mencapai 23,11% dari total penerbitan global sebesar 23,65 miliar dolar AS. Indonesia juga mampu meraih peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia berdasarkan laporan Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index (WGI) 2021.

Sri Mulyani mengatakan, prestasi itu salah satunya dilatarbelakangi oleh adanya peran zakat dengan kontribusi pengumpulan Zakat, Infaq dan Sedekah mencapai Rp 12,7 triliun pada 2020 serta diperkirakan meningkat menjadi Rp 17,3 triliun pada 2021.

Pengumpulan zakat melalui saluran digital juga tercatat semakin meningkat karena pada 2020 mencapai Rp90 miliar sehingga menunjukkan digitalisasi memainkan peran penting dalam penggalangan dana sosial syariah." Ini menunjukkan tingginya tingkat kesadaran sosial dan kedermawanan masyarakat Indonesia pada 2020,” kata dia. 

Selain potensi sektor keuangan syariah, Indonesia juga mengincar posisi sebagai pusat industri halal dunia. Laporan State of The Global Islamic Economy Report menunjukkan bahwa muslim dunia  berpotensi membelanjakan lebih dari US$ 2 triliun pada sektor makanan, produk farmasi, kosmetik, fesyen, serta rekreasi.

"Indonesia berpotensi sebagai pusat industri halal dunia sekaligus kiblat industri fashion dunia. Saya target tujuan tersebut dapat tercapai pada tahun 2024," kata Jokowi pada bulan lalu. 

Reporter: Antara