PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mendapat alokasi Kredit Usaha Mikro (KUR) sebesar Rp 260 triliun atau mencapai 70% dari total alokasi nasional tahun ini. Bank pelat merah ini merancang sejumlah strategi untuk memenuhi target penyaluran KUR.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Perekonomian menetapkan kuota penyaluran KUR meningkat dari semula Rp 285 triliun pada 2021 menjadi Rp 373,17 triliun sepanjang tahun ini. Suku bunga ditetapkan sebesar 6%.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto optimistis dapat mencapai target KUR 2022 hingga akhir tahun. Dia meyakini kapasitas dan kemampuan BRI dapat mengantarkan perusahaan mencapai target tersebut.
Beberapa strategi di antaranya, BRI menerapkan digitalisasi untuk menyalurkan kredit, sehingga lebih efisien dan tepat sasaran. Dengan memanfaatkan keunggulan informasi dan teknologi, BRI diklaim mampu menjaga kinerja keuangan yang solid dengan laba yang optimal.
"BRI terus menjalankan strategi untuk mewujudkan proses bisnis yang optimal dan efisien. Keduanya terbukti berhasil mendukung upaya BRI dalam menyalurkan kredit di segmen mikro, termasuk KUR," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/1).
Hingga akhir Desember 2021, BRI menyalurkan KUR Rp 194,9 triliun kepada 6,5 juta debitur. Jumlah itu mencapai 99,65% dari kuota KUR yang ditetapkan oleh pemerintah dan dialokasikan kepada BRI pada 2021, yakni Rp 195,59 triliun.
Penyaluran KUR BRI sepanjang 2021 juga tercatat naik 40,7% dalam perhitungan tahunan dibanding penyaluran per Desember 2020 yang sebesar Rp 138,5 triliun.
Tercatat, jumlah nasabah baru untuk KUR Mikro sebesar 61% dari total nasabah hingga Desember 2021. Selain itu, untuk nasabah baru KUR supermikro tercatat 97,6% per Desember 2021.
"BRI juga berupaya memperluas cakupan dan potensi di wilayah kerja yang selama ini belum tergarap," katanya.
Jangkauan penyaluran KUR juga meningkat. Pada 2019, sebaran KUR tercatat 5,4 orang dari 100 orang mendapat fasilitas KUR BRI. Rerata ini meningkat pada 2021 menjadi 8,7 dari 100 orang mendapat fasilitas KUR BRI.
Dari sisi sektor ekonomi, BRI menyalurkan KUR ke sektor produksi sebanyak 56,16% dari total alokasi. Industri paling besar adalah sektor perdagangan Rp 85,4 triliun, sektor pertanian Rp 61,1 triliun, dan sektor industri pengolahan Rp 19,5 triliun.
Alokasi KUR merupakan hal positif bagi BRI dalam mendukung pengembangan ekosistem ultramikro melalui outlet co-location SENYUM.
Ke depan, BRI terus berfokus pada segmen mikro sebagai basis utama pertumbuhan pinjaman KUR. Dengan menyalurkan kredit ke sektor produktif, upaya tersebut diharapkan dapat memperkuat pemulihan ekonomi nasional.