Bank Sentral Dunia Godok Uang Digital 'Saingan' Kripto, Ini Manfaatnya

Bloomberg
Ilustrasi. Perkembangan pesat mata uang kritpo mendorong bank-bank sentral dunia mempercepat penerbitan maya uang digital bank sentral.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
12/7/2022, 12.24 WIB

Bank Indonesia bersama bank-bank sentral dunia tengah bersiap untuk meluncurkan mata uang digital merespons perkembangan pesat criptocurrency. Apa saja sebenarnya manfaatnya?

Deputi Gubernur BI Doni Primanto Juwono mengatakan pihaknya akan segera menerbitkan hasil kajian konsep mata uang digital yang akan berisi berbagai pertimbangan soal manfaat dan risiko dari pengembangan digital rupiah. Salah satu manfaatnya, yakni mendorong pengembangan dan menciptakan peluang positif di sistem keuangan.

"Mata uang digital bisa meningkatkan pertumbuhan pasar modal dengan memfasilitasi akses pembayaran dan inklusi keuangan, sehingga membantu membuka peluang bisnis," kata Doni dalam acara side event G20 Indonesia Jalur Keuangan, Selasa (12/7).

Doni menyebut, banyak bank sentral dunia saat ini tengah mengkaji penerbitan mata uang digitalnya masing-masing di tengah perkembangan aset kripto. Sekalipun Bitcoin dan mata uang sejenisnya telah mendorong inklusi dan kemudahan keuangan, menurut dia, ada sejumlah risiko yang membayangi seperti penyalahgunaan penggunaan kripto untuk pembiayaan terhadap terorisme hingga shadow central banking.

Bank for International Settlement (BIS) pada April lalu juga menyebut peluncuran mata uang digital oleh bank sentral dapat menjadi upaya untuk mendorong inklusi keuangan. CDBC diharapkan dapat menjangkau 1,7 miliar orang dewasa di seluruh dunia yang masih belum memiliki rekening bank.

General manager BIS Agustín Carstens menyebut, masyarakat unbanked terpaksa menggunakan alternatif yang seringkali membutuhkan biaya dan risiko yang signifikan. Model keuangan semacam itu membudayakan kemiskinan, membatasi kesempatan, dan mencegah orang melindungi diri mereka sendiri dari kesulitan.

Keberadaan mata uang digital menurutnya, menawarkan kesempatan untuk mengatasi beberapa hambatan yang dihadapi orang-orang yang tidak memiliki rekening bank. Layanan tradisional memiliki biaya dan persyaratan yang berpotensi menjadi penghalang, seperti biaya transaksi hingga adanya aturan minimum saldo akun.

"Meskipun mata uang digital bank sentral bukan satu-satunya cara untuk mengatasi hambatan ini, mereka dapat menjadi bagian dari perangkat inklusi," kata Agustin.

 Mata uang digital juga dapat memacu penyedia untuk bersaing menawarkan layanan baru, sehingga biaya lebih rendah yang kemudian bisa memperluas akses. Manfaat lebih lanjut, pada dasarnya, mata uang digital kan menggabungkan keuntungan unik dari uang bank sentral, dari sisi keamanan, finalitas, likuiditas, dan integritas.

Inovasi ini disebut juga berpeluang meningkatkan dan menghubungkan sistem pembayaran, baik di dalam maupun lintas batas. Mata uang digital dapat memacu negara-negara dengan infrastruktur keuangan terbatas untuk langsung melompat ke inovasi keuangan terbaru, sehingga menciptakan peluang untuk terhubung ke sistem pembayaran yang inklusif, aman, dan efisien.

"Ada juga manfaat untuk kebijakan sosial. Pemerintah dapat menggunakan mata uang digital bank sentral untuk menyalurkan dukungan keuangan kepada rumah tangga berpenghasilan rendah, yang akan memperdalam inklusi jangka panjang dan bertindak sebagai pintu gerbang ke layanan keuangan lainnya," kata Agustin.

 

Reporter: Abdul Azis Said