Ini Cara OJK Agar Bank Lebih Kuat di Tengah Isu Resesi

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.
Nasabah melakukan transaksi di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) kawasan Jakarta Selatan, Senin (9/1/2023).
10/1/2023, 19.35 WIB

Oleh karena itu, OJK akan melakukan penguatan early warning system yang didukung dengan teknologi informasi. Sehingga dapat lebih awal mendeteksi permasalahan keuangan maupun aspek lain, serta melakukan tindakan pengawasan secara lebih dini sebelum permasalahan tersebut berlarut-larut dan menjadi besar.

"Sejalan dengan program tersebut, OJK akan melanjutkan konsolidasi perbankan terutama terhadap perbankan syariah, Bank Pembangunan Daerah dan BPR atau BPRS," katanya.

Konsolidasi BPD dilakukan melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) Terintegrasi yaitu dengan bank berskala besar sebagai bank Induk yang dapat memenuhi kebutuhan likuiditas dan permodalan, serta tercipta sinergi dalam perluasan produk dan layanan perbankan, penguatan tata kelola dan infrastruktur (teknologi dan SDM), peningkatan customer base.

Sedangkan akselerasi konsolidasi BPR atau BPRS dilakukan melalui skema penggabungan usaha. Lalu pembentukan holding terhadap BPR atau BPRS dengan kepemilikan yang sama, serta pembentukan anchor bank bagi BPR atau BPRS milik Pemda. Selanjutnya dorongan kepada pemilik untuk melakukan self-liquidation dalam hal tidak mampu mengembangkan BPR atau BPRS dan implementasi exit policy.

Dengan berbagai bauran strategi pengawasan dan kebijakan tersebut, OJK optimis bahwa perbankan ke depan akan lebih resilient dalam menghadapi tingginya ketidakpastian perekonomian global.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail