Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan motor pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto mencapai 61,07 persen, atau senilai Rp8.574 triliun. Jumlah UMKM di Indonesia tercatat sebanyak 65,46 juta. Kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional mencapai 15,69 persen atau senilai Rp339,2 triliun.
Berdasarkan rasio kewirausahaan, Indonesia tampak tertinggal dari negara-negara di Asia Tenggara. Entrepreneurship di Indonesia hanya 3,47 persen. Angka tersebut lebih rendah dibanding Singapura yang mencapai 8,76 persen, Malaysia 4,74 persen, dan Thailand 4,26 persen.
Pada saat yang sama, ketersediaan lapangan kerja di Indonesia tidak sebanding dengan suplai tenaga kerja. Untuk itu, berwirausaha dapat menjadi salah satu cara bagi generasi muda untuk aktualisasi diri.
Hal ini dipaparkan oleh Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Royke Tumilaar dalam CEO Talk BNI-UGM bertajuk Entrepreneurship Before 30’s di Yogyakarta pada Rabu (8/3).
“Pertanyaannya, apakah Anda masih ingin menjadi job seeker? Atau mengubah mindset untuk menjadi job maker?” tanyanya pada 450 civitas academica Universitas Gadjah Mada (UGM) yang hadir.
Perbankan mendukung pengembangan UMKM. Peran perbankan bukan hanya sebagai lembaga intermediary, namun juga sebagai ecosystem orchestrator.
Hal itu dilakukan melalui konsep-konsep UMKM go productive yang meliputi pendampingan, pembinaan, dan pembiayaan untuk UMKM, serta UMKM go global yang memungkinkan kegiatan business matching, networking, dan pembukaan pasar. Ada pula UMKM go digital yang membantu penyediaan platform bisnis. “Dari situlah, UMKM bisa naik kelas,” ucapnya.
Dukungan pembiayaan dari bank juga dilakukan melalui program kemitraan dan tanggung jawab sosial perusahaan, Kredit Usaha Rakyat, dan kredit komersial.
Selain itu, Royke juga memaparkan potensi pembukaan usaha rintisan oleh generasi muda. Dengan 66,10 persen masyarakat Indonesia yang telah mengakses internet dan transisi ekonomi hijau, usaha rintisan bisa berkembang dengan subur.
Dukungan untuk UGM
BNI memperkenalkan program pengembangan mahasiswa, yaitu Duta BNI-UGM. Duta BNI-UGM adalah duta di lingkungan kampus yang meningkatkan literasi terkait perbankan dan keuangan.
Duta ini bertugas menyampaikan value dari perbankan kepada sesama mahasiswa tentang transaksi perbankan di BNI, serta mengikuti kegiatan BNI di lingkungan kampus maupun luar kampus atas persetujuan UGM.
Peserta program ini adalah mahasiswa yang menginjak semester tiga. Peserta akan mendapatkan uang saku senilai Rp1,5 juta per bulan selama enam bulan.
Pemilihan Duta BNI-UGM melibatkan Direktorat Kemahasiswaan dan organisasi mahasiswa UGM di seluruh klaster. Program ini menghasilkan 20 duta. “Duta terpilih akan mendapat kesempatan learning terkait leadership, internship, dan peluang karier di BNI,” pungkas Royke.