Bank Jago Tawarkan 250 Juta Saham Baru via MESOP
Selain menetapkan pucuk pimpinan perusahaan yang baru, pemegang saham Bank Jago membahas 7 agenda dalam rapat hari ini, termasuk persetujuan aksi korporasi program kepemilikan saham untuk direksi dan karyawan (MESOP).
Perseroan akan menerbitkan 250 juta saham baru atau setara 1,80% dari modal ditempatkan dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Melalui program MESOP ini, modal Bank Jago diproyeksikan akan naik menjadi Rp 1,41 triliun.
Bila merujuk pada pergerakan saham perusahaan selama sepekan terakhir menguat 5,37%. Bahkan jika ditarik mundur lebih jauh, saham bank digital yang satu ini telah memberikan keuntungan berupa capital gain bagi para investor sebesar 19,16%.
Penguatan harga saham Bank Jago berkebalikan dengan bank digital lainnya seperti seperti Bank Neo Commerce (BBYB) yang sepekan turun 3% dan Allo Bank Indonesia yang ambles hampir 19%.
Memang, sebelumnya harga saham Bank Jago sempat terkoreksi dalam. Bahkan, di penghujung April lalu harga saham Bank Jago sempat melemah ke bawah Rp 2.000 per saham. Namun, pada Mei ini, terjadi kenaikan dari sisi volume transaksi sebesar 23%.
Merespons pergerakan harga saham tersebut, sejumlah perusahaan sekuritas merekomendasikan pembelian saham ARTO. Bahana Sekuritas misalnya, merekomendasikan beli saham Bank Jago dengan target harga secara teknikal di Rp 2.970 per saham. Bahana Sekuritas merekomendasikan area beli terbaik untuk saham Bank Jago di rentang harga Rp 2.400-2.600. Samuel Sekuritas merekomendasikan pembelian dengan target harga di atas Rp 2.730 setiap saham.
Adapun, BNI Sekuritas dalam laporan risetnya memberikan rekomendasi beli saham Bank Jago di level Rp 2.570-2.600 per sahamnya dan memberikan target jangka pendek untuk trading di Rp 2.670-2.750 per saham. MNC Sekuritas juga memberikan rekomendasi speculative buy untuk saham Bank Jago di harga Rp 2.480-2.550 per unit dan dengan target harga terdekat di Rp 2.770-2.890 per saham.
Pada perdagangan Kamis ini, terpantau harga saham ARTO bergerak melemah 1,57% ke level Rp 2.510 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 34,78 triliun.