Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengusulkan Penyertaan Modal Negara atau PMN Rp 1 triliun untuk PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re/RIU) pada tahun 2024. PMN yang akan disalurkan untuk RIU akan sangat bermanfaat dalam menjaga keberlangsungan perusahaan reasuransi dalam negeri tersebut. 

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, penyaluran PMN ke Indonesia Re digunakan untuk memperbaiki struktur permodalan, pemulihan peringkat dan penguatan solvabilitas. Menteri yang akrab disapa Tiko ini menyebut, Indonesia Re merupakan inisiatif di sektor asuransi.

"Indonesia ingin mempunyai reasuransi nasional yang bisa melakukan onshoring daripada reasuransi dengan skala menengah kecil," kata Tiko dalam Rapat Kerja Komisi VI di Gedung DPR, Senin (6/6).

Dia mengatakan, saat ini Indonesia cukup aktif dengan kepemilikan 50%. Walaupun saat Covid 19, perusahaan terdampak pada klaim di asuransi kredit dan asuransi jiwa kredit. Hal ini menyebabkan risk based capital (RBC) mengalami penurunan signifikan.

"Kami rencana menyuntik permodalan dengan RBC di atas 150%. Nantinya akan digunakan untuk pertumbuhan RIU dalam lima tahun ke depan," katanya.

Tiko juga menyebut pemberian PMN kepada RIU sangat penting. Sebab dirinya ingin Indonesia memiliki reasuransi di dalam negeri. Oleh karena itu, pemberian PMN menjadi salah satu cara untuk penguatan reasuransi di Indonesia.

Tiko mengatakan, solvabilitas RIU akan meningkat lebih dari 120% kalau perusahaan disalurkan PMN melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2023.

Di sisi lain, jika tidak mendapat PMN, RBC RIU akan terus merosot bahkan bisa menyentuh 101,04% di 2027. Namun jika berhasil mendapatkan PMN, RBC RIU menjadi 186,03% pada 2024 dan menjadi 179% di 2025. Bahkan menjadi 167,3% pada 2027 mendatang.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail