PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyiapkan strategi untuk menjalani tantangan disrupsi digital rencana visioner seperti transformasi digital yang mengikuti perkembangan situasi pasar.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha, mengatakan, bahwa pihaknya memiliki rencana matang dengan tiga fokus utama untuk melakukan transformasi digital yang tertuang dalam BRIVolution 2.0.
“BRIVolution kami gunakan sebagai panduan dalam menjawab tantangan digital dan IT. Karena kami sebagai unit punya strategi yang sama dan mendukung business goals yang sama pula,“ katanya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (1/7).
Pertama adalah BRI terus berupaya meningkatkan resiliensi atau daya tahan. Arga mencontohkan saat dunia diterpa pandemi Covid-19 mengakibatkan disrupsi yang sangat luas secara tiba-tiba. Alhasil, digitalisasi dipacu sedemikian cepat di berbagai bidang tak terkecuali perbankan.
Kedua, BRI ingin fokus kepada open banking. Konsep ini adalah salah satu terobosan baru di bidang perbankan. Tujuannya mampu mendorong transaksi dan layanan keuangan menjadi lebih mudah, cepat, terintegrasi, dan praktis.
“Pihak bank membuka jalan untuk membangun kerja sama dengan pihak ketiga. Khususnya untuk berbagai jenis aplikasi digital,“ katanya. Dengan demikian, pihak pengembang aplikasi dapat terhubung dengan nasabah bank secara aman.
Arga mencontohkan, di BRI telah tersedia layanan BRIAPI yang mana keterhubungan pihak ketiga dengan nasabah BRI bisa dilakukan menggunakan teknologi Application Programming Interface (API) yang mengintegrasikan data perbankan dengan data yang ada di aplikasi.
“Kenapa open banking? Jadi combine services, partner-partner kami akan bisa lebih luar biasa lagi manfaatkan itu. Sehingga bisa menjawab tantangan-tantangan yang sangat-sangat unik, yang niche market-nya akan dapat,“ ujarnya.
Menurut catatan perusahaan, BRIAPI saat ini sudah memiliki 766 partner per kuartal pertama 2023. Pada periode itu, kerja sama di BRIAPI menghasilkan fee-based income hingga Rp 26 miliar atau naik 73,2% secara tahunan.
Sementara, jumlah transaksinya mencapai 117,5 juta, naik sekitar 22,4% secara tahunan. Adapun volume penjualan mencapai Rp 111,4 triliun atau naik 18,2% secara tahunan.
Ketiga yaitu penguatan artificial intelligence dan juga machine learning. Menurutnya, strategi ketiga ini BRI mampu mengelola data nasabah yang begitu besar untuk memberikan manfaat dan nilai. “Tidak untuk dijual, tapi kami coba value-nya kami extract dan infuse kembali hasilnya kepada produk-produk kami,” katanya.