Citigroup (Citi) akan memberhentikan 430 karyawan di berbagai divisi di New York, Amerika Serikat (AS). Hal tersebut terungkap dalam surat Citigroup kepada Departemen Tenaga Kerja AS, Senin (1/4).
Pemutusan hubungan kerja (PHK) ini akan berdampak pada 363 karyawan dari unit perbankan Citigroup, yakni Citibank. Para pekerja di bagian teknologi dan broker-dealer juga akan terkena dampaknya.
Pekan lalu, Citigroup mengakhiri perombakan besar-besaran sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk menyederhanakan struktur dan meningkatkan kinerja. Perombakan ini merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan Citi dalam beberapa dekade terakhir.
Reorganisasi ini mengurangi lapisan manajemen Citi menjadi delapan dari 13 lapisan manajemen sebagai bagian dari upaya untuk memangkas birokrasi. Citi juga telah menetapkan target untuk memangkas jumlah karyawan globalnya sebanyak 20.000 orang dalam dua tahun ke depan.
Bank ini tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar tambahan. Menurut dokumen yang diajukan Citi kepada Departemen Tenaga Kerja AS, PHK terbaru dijadwalkan pada bulan Juni.
CEO Citi Jane Fraser mengatakan Citi telah memangkas 1.500 posisi manajerial, yang terdiri atas 13% dari para pemimpin di seluruh dunia, pada Januari lalu. "Perubahan ini akan menghasilkan penghematan tahunan sekitar US$1 miliar (sekitar Rp 15,8 triliun)," kata Fraser, pada saat itu, seperti dikutip Reuters.
Citi telah berupaya untuk meningkatkan laba dan kinerja sahamnya, yang telah tertinggal dari para pesaingnya. Mike Mayo, Analis Wells Fargo, mengatakan bahwa tahun 2024 merupakan bagian dari "titik balik multi-dekade" bagi bank ini. Ia menjadikan saham Citi sebagai pilihannya.
Sejak awal tahun ini, harga saham Citi telah naik hampir 23% pada penutupan minggu lalu, mengungguli pesaingnya JPMorgan Chase, Bank of America, dan Wells Fargo. Saham Citi juga bernasib lebih baik daripada indeks saham-saham bank S&P 500 (.SPXBK), yang telah naik 14,4%.