Pengadilan Rusia memihak bank pemerintah Rusia, VTB Bank, untuk mendapatkan kembali simpanan senilai US$439,5 juta (Rp 7,03 triliun) dari JPMorgan Chase. Dana tersebut dibekukan oleh JPMorgan di rekening AS setelah Rusia dijatuhi sanksi ekonomi pascainvasi negara tersebut ke Ukraina.
Pengadilan memerintahkan penyitaan dana di rekening JPMorgan di Rusia, aset properti, maupun saham bank tersebut di anak perusahaannya di Rusia, pada Rabu (24/4). Perintah pengadilan tersebut dikeluarkan setelah VTB mengajukan gugatan di pengadilan arbitrase St. Petersburg, yang meminta ganti rugi atas dana yang dibekukan di AS.
VTB juga meminta keringanan karena JPMorgan telah menyatakan akan keluar dari Rusia. Sidang berikutnya dalam kasus Rusia adalah 17 Juli.
JPMorgan menolak berkomentar mengenai kasus ini. VTB juga tidak segera menanggapi permintaan komentar dari CNBC.
Perintah pengadilan ini merupakan contoh terbaru dari bank-bank Amerika yang terjebak di antara tuntutan rezim sanksi Barat dan kepentingan luar negeri. JPMorgan adalah bank terbesar di AS berdasarkan aset dan dipimpin oleh CEO kawakan Jamie Dimon.
Dua tahun setelah Rusia menginvasi Ukraina, pemerintahan Joe Biden telah menerapkan serangkaian sanksi. Sanksi tersebut mencakup pembatasan harga minyak dan pembatasan perdagangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang dirancang untuk melemahkan mesin militer Moskow.
Undang-Undang Bantuan Luar Negeri AS
Pada Rabu (24/4), Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang bantuan luar negeri yang mencakup wewenang baru bagi para pejabat AS untuk menemukan dan menyita aset-aset Rusia di AS. Hal ini juga mendorong upaya Amerika yang sedang berlangsung untuk meyakinkan sekutu-sekutu Eropa agar melepaskan aset-aset negara Rusia untuk membantu Ukraina.
Dalam gugatannya terhadap VTB di Distrik Selatan New York pekan lalu, JPMorgan berusaha memblokir upaya VTB. JPMorgan menyatakan hukum AS melarang bank tersebut untuk melepaskan dana sebesar US$439,5 juta milik VTB.
Hal ini membuat JPMorgan terancam mengalami kerugian hampir setengah miliar dolar, karena harus mematuhi sanksi AS. JPMorgan mengatakan bahwa perusahaan Rusia tersebut melanggar janji kontraktualnya untuk mencari bantuan di pengadilan Amerika, dan malah mencari tempat yang lebih bersahabat di Rusia.
JPMorgan mengatakan pengadilan Rusia telah memungkinkan upaya serupa oleh pemberi pinjaman Rusia terhadap bank-bank Amerika atau Eropa setidaknya setengah lusin kali. JPMorgan mengatakan bahwa mereka menghadapi “kerugian yang pasti dan tidak dapat diperbaiki” dari upaya VTB.