Anggota parlemen Rusia memilih untuk melegalkan mata uang kripto untuk penyelesaian transaksi internasional sebagai upaya untuk menghindari sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat. Reuters melaporkan bahwa undang-undang ini diharapkan mulai berlaku pada September mendatang dan transaksi kripto pertama dapat dilakukan sebelum tahun ini berakhir.
Perekonomian Rusia telah berjuang dengan transfer internasional sejak pecahnya perang di Ukraina pada Januari 2022. Sanksi dari lembaga keuangan Barat dapat menyulitkan perusahaan-perusahaan Rusia untuk menyelesaikan transaksi-bahkan dengan mitra dagang seperti Cina, India, atau Turki.
Anatoly Aksakov, Kepala Komite Pasar Keuangan Duma, mengatakan kepada Bloomberg bahwa di bawah UU baru tersebut, mata uang kripto akan mengikuti peraturan yang sama dengan mata uang asing - seperti dolar AS - di Rusia.
Rusia telah mengambil garis yang tidak konsisten pada kripto untuk penyelesaian transaksi internasional sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina.
Negara ini mengeluarkan larangan menyeluruh terhadap kripto untuk pembayaran pada awal perang. Namun, Rusia kemudian mengizinkan perusahaan jasa keuangan untuk menguji coba kripto untuk beberapa kasus penggunaan.
Banyak negara yang terkena sanksi berat, termasuk Venezuela, sudah menggunakan kripto untuk penyelesaian transaksi internasional mereka.
Analis kripto Rusia, Ani Aslanyan, mengatakan kepada Bloomberg bahwa ia memperkirakan partisipasi kripto akan tetap terbatas pada perusahaan besar dan menengah. Hal ini disebabkan oleh sulitnya perusahaan-perusahaan kecil memenuhi persyaratan undang-undang baru.
Banyak perusahaan global terkena denda karena membantu bank-bank Rusia menggunakan kripto. Lithuania mendenda perusahaan kripto Payeer 9,3 juta Euro untuk pelanggaran sanksi terkait Rusia bulan lalu. Pasalnya, Payeer mengizinkan pelanggan Rusia mentransfer uang ke bank-bank Rusia yang terkena sanksi Uni Eropa.
Menjelang pengesahan RUU tersebut, Aslanyan mengatakan kepada Bloomberg bahwa ia mengharapkan negara-negara seperti AS untuk meningkatkan pengawasan mereka terhadap aktivitas kripto Rusia.
Kripto Jadi Solusi Kreatif untuk Menghadapi Masalah Pembayaran Rusia
Anggota parlemen Rusia secara terbuka mengungkapkan perlunya solusi kreatif untuk masalah pembayaran Rusia. Elvira Nabiullina, Gubernur Bank sentral Rusia, baru-baru ini mengatakan kepada media bahwa ia berharap sistem pembayaran internasional yang tidak melibatkan institusi Barat pada akhirnya akan muncul sebagai tanggapan atas sanksi.
Para anggota parlemen juga akan melakukan pemungutan suara pada RUU baru yang mengatur penambangan kripto.
Rusia, yang memiliki energi murah dan cuaca dingin yang ideal untuk menambang di banyak daerah seperti Siberia, secara historis telah menjadi salah satu negara penambang kripto teratas di dunia. Rusia menduduki peringkat ketiga di dunia pada tahun 2024 untuk produksi Bitcoin, menurut data yang diberikan oleh kementerian keuangan Rusia kepada outlet berita Jerman, bne Intellinews.
Namun, Putin sebelumnya telah memperingatkan bahwa penambangan kripto dapat menyebabkan kekurangan listrik jika tidak diatur dengan baik.