Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam memperbesar akses masyarakat terhadap layanan perbankan. Riset Google, Temasek, Bain & Company pada 2022 menunjukkan masih ada 81% penduduk Indonesia yang belum terlayani jasa keuangan (unbanked), terbesar di Asia Tenggara.
Salah satu bank yang menyasar masyarakat yang belum mendapatkan layanan jasa keuangan ini adalah PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS). BTPN Syariah khusus membidik nasabah perempuan di segmen ultra mikro.
Untuk mendekatkan masyarakat yang belum pernah mendapatkan layanan jasa keuangan ini, BTPN Syariah memilih jemput bola dengan menemui mereka di kampung-kampung dan desa-desa. Lewat petugas yang disebut sebagai community officer (CO) mereka menemui ibu-ibu yang memiliki usaha kecil-kecilan dan membutuhkan modal untuk meningkatkan usahanya.
Salah satu lokasi nasabah BTPN Syariah yang kami kunjungi adalah Sentra Tumba di Desa Pongongaila, Kecamatan Pulubala, Kota Gorontalo. Sentra tersebut dipimpin oleh Risnawati M. Upa, dengan jumlah anggota kumpulan 13 orang. Mereka adalah pengrajin kain Karawo, kerajinan khas Gorontalo.
Ketika pertama kali community officer bertemu dengan ibu-ibu di Sentra Tumba, mereka belum mengerti sama sekali bagaimana cara mendapatkan pembiayaan dari bank atau lembaga keuangan. Sebelum menjadi nasabah, mereka harus mengikuti pelatihan selama lima hari.
Pelatihan itu bertujuan untuk membuat anggota kumpulan selalu kompak hadir dalam setiap pertemuan dan disiplin menyisihkan uang untuk membayar cicilan. Ada empat perilaku unggul yang harus diterapkan oleh nasabah BTPN Syariah, yakni Berani berusaha, Disiplin, Kerja keras, dan Saling bantu (BDKS).
Usaha Kain Karawo Makin Berkembang
Risnawati sudah satu tahun menjadi nasabah BTPN Syariah. Ia menjadi salah satu nasabah yang menginspirasi ibu-ibu di kelompoknya. Pada awalnya, Risnawati menerima pembiayaan senilai Rp 3 juta. Dengan modal itu, ia bisa mengerjakan sekitar 30 helai kain Karawo.
Seiring usaha yang semakin berkembang, pembiayaan yang diberikan kepada Risnawati meningkat menjadi Rp 5 juta. Modal itu digunakan untuk menghasilkan hingga 70 helai kain Karawo.
"Saya mendapatkan manfaat dengan adanya kumpulan karena tidak merasa berjuang sendiri, tapi bersama-sama dan saling menginspirasi satu sama lain," ujar Risnawati. Menurutnya, lewat pembiayaan dari BTPN Syariah itu ia mendapatkan pengetahuan dan pendampingan serta cara mengelola keuangan agar dapat mengangsur tepat waktu.
Perkembangan usaha Risnawati juga membuat sang suami, Abdul Samad Antu, turut bangga. Usaha istrinya terus tumbuh, di sisi lain kepribadiannya sang istri juga semakin baik.
Ia mengatakan Risnawati lebih pintar mengelola keuangan dan disiplin dalam mengatur rumah tangga. Hal ini tidak lepas dari empat sikap unggul yang diajarkan oleh petugas lapangan atau community officer BTPN Syariah dalam pertemuan yang berlangsung dua minggu sekali.
"Saya bangga memiliki istri yang pintar dan berdaya. Oleh karena itu, saya percaya bahwa istri saya juga akan menjaga keluarga lebih baik dan lebih pintar lagi.
Bukan hanya Risnawati yang usahanya semakin maju berkat pembiayaan BTPN Syariah. Salah satu anggota kumpulan, Olan, memiliki usaha mebel kayu cempaka. "Awalnya mendapatkan pembiayaan Rp 3 juta, sekarang sudah naik menjadi Rp 4 juta," ujarnya. Mebel berupa meja dan kursi itu dijualnya kepada penduduk desa dengan cara arisan.
Anggota Sentra Tumba lainnya, Raina, memiliki usaha pembiakan ikan lele, ikan nila, dan ikan mas. Ia sudah mendapatkan pembiayaan senilai Rp 6 juta dari BTPN Syariah. "(Ikan hasil pembiakan) ada yang dijual ke pasar, ada juga yang langsung diambil pembeli ke rumah," kata Raina.
Inklusi Keuangan Lewat Pendampingan
Kepala Pembiayaan Area Gorontalo BTPN Syariah Rosmini mengatakan kumpulan merupakan wadah bagi BTPN Syariah mendampingi masyarakat inklusi dengan cara memberikan akses keuangan berupa layanan perbankan serta program pelatihan dan pendampingan.
"Kumpulan membuat hubungan ibu-ibu nasabah lebih solid dan kekeluargaan, sehingga saling mendukung satu sama lain dalam membangun usaha dan menggapai impian," ujar Rosmini.
Kehadiran nasabah dalam kumpulan menjadi sangat penting untuk memastikan nasabah mendapatkan proses pelatihan dan pendampingan dengan optimal. Selain itu, nasabah akan mendapatkan manfaat berjenjang untuk mewujudkan hidup yang lebih berarti.
Corporate & Marketing Communication Head Ainul Yaqin mengatakan, BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi. BTPN Syariah memberikan akses keuangan dengan menyediakan layanan perbankan yang tepat dan adaptif. Anak usaha PT Bank SMBC Indonesia Tbk (sebelumnya PT Bank BTPN Tbk) ini juga memberikan akses pengetahuan dengan memberikan program pemberdayaan yang berguna untuk mengembangkan usaha dan mencapai kehidupan yang lebih berarti.
"Yang terpenting dalam proses bisnis BTPN Syariah adalah membangun perilaku unggul nasabah segmen ultra mikro, dengan BDKS: Berani Berusaha, Disiplin, Kerja keras, dan Saling bantu (solidaritas). Solidaritas tersebut akan terbangun menjadi daya tahan yang baik untuk menghadapi kondisi komunitas secara bersama-sama," ujarnya.
Hingga semester I 2024, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 7,78 miliar kepada lebih dari 6.000 nasabah di Gorontalo.