Harga Emas Antam Turun Jadi Rp 1,48 Juta per Gram

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam merosot Rp 35.000 menjadi Rp 1.482.000 per gram pada Selasa (12/11).
Penulis: Hari Widowati
12/11/2024, 09.51 WIB

Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam merosot Rp 35.000 menjadi Rp 1.482.000 per gram pada Selasa (12/11). Menurut pantauan dari laman Logam Mulia, harga jual kembali (buyback) emas batangan Antam juga turun menjadi Rp 1.336.000 per gram.

Penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan pajak penghasilan (PPh) pasal 22 sebesar 1,5% untuk pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan 3% untuk non-NPWP. PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.

Berikut harga pecahan emas batangan yang tercatat di laman Logam Mulia Antam pada Selasa:

- Harga emas 0,5 gram: Rp791.000
- Harga emas 1 gram: Rp1.482.000
- Harga emas 2 gram: Rp2.904.000
- Harga emas 3 gram: Rp4.331.000
- Harga emas 5 gram: Rp7.185.000
- Harga emas 10 gram: Rp14.315.000
- Harga emas 25 gram: Rp35.662.000
- Harga emas 50 gram: Rp71.245.000
- Harga emas 100 gram: Rp142.412.000
- Harga emas 250 gram: Rp355.765.000
- Harga emas 500 gram: Rp711.320.000
- Harga emas 1.000 gram: Rp1.422.600.000


Potongan pajak harga beli emas sesuai dengan PMK Nomor 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45% untuk pemegang NPWP dan 0,9% untuk non-NPWP. Setiap pembelian emas batangan disertai dengan bukti potong PPh 22.

Emas Tertekan Penguatan Dolar AS

Menurut laporan Reuters, harga emas di pasar logam mulia global turun lebih dari 2% pada Senin (11/11). Kemenangan kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, dalam pemilihan umum (Pemilu) Amerika Serikat membuat nilai tukar dolar AS menguat.

Harga emas di pasar spot turun 2,5% ke level US$2.617,9 (Rp 41,23 juta) per ounce. Sementara itu, harga kontrak berjangka emas di pasar AS turun 2,9% ke level US$ 2.617,7 (Rp 41,22 juta) per ounce.

Indeks dolar naik 0,5% ke level tertinggi sejak Juli dan membuat komoditas emas kurang menarik bagi pembeli yang tidak menggunakan mata uang dolar AS sebagai mata uang utamanya. Pekan lalu, indeks dolar AS sudah melejit lebih dari 1,5% ke 105,44 setelah pengumuman kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS.

"Perhatian pasar terfokus pada dampak pemesanan kedua sejak gelombang merah," ujar Daniel Ghali, Analis Komoditas di TD Securities, seperti dikutip Reuters, Senin (11/11).

Pemerintahan Trump diperkirakan akan menaikkan tarif bea masuk impor sehingga meningkatkan permintaan terhadap dolar AS. Di saat dolar AS menguat, emas menjadi kurang menarik bagi investor.

Reporter: Antara