PT Bank HSBC Indonesia mendanai proyek infrastruktur Satelit Republik Indonesia (SATRIA) lebih dari US$ 419 juta atau sekitar Rp 6,03 triliun. Nilai tersebut setara 77% dari total kebutuhan pendanaan proyek yang mencapai US$ 545 juta.
Global Banking Director HSBC Indonesia Riko Tasmaya menjelaskan, pendanaan terbagi dua yakni porsi jaminan (guaranted portion) sekitar US$ 260 juta – US$ 270 juta untuk BPI France. Kemudian untuk fasilitas komerial dan corporate development sekitar US$ 180 juta - US$ 150 juta.
“Itu yang kami structure, secara bagian 77% dari financing satelit. Untuk tenor pembiayaannya mencapai 15,5 tahun, dengan suku bunga yang kompetitif,” kata Riko dalam paparan secara daring, Selasa (22/6).
HSBC juga merangkul sindikasi bank internasional, export credit agency dan bank pembangunan multilateral untuk mendukung pembiayaan salah satu proyek strategis nasional. Satelit multifungsi nasional pertama tersebut diselenggarakan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Sebagai satu-satunya Financial Advisor dan Sole Social Structuring Bank untuk proyek SATRIA, HSBC memimpin strukturisasi pembiayaan multi-tranche yang terdiri dari kredit dengan jaminan BPI France yang dibiayai oleh HSBC, Santander dan Korea Development Bank, serta kredit komersial tanpa jaminan yang dibiayai oleh Asian Infrastructure Investment Bank dan Korea Development Bank.
Proyek satelit yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informatika RI untuk menyediakan layanan internet pita lebar (broadband) termasuk akses WiFi gratis, di lebih dari 150.000 titik pelayanan publik. Di antaranya sekolah, rumah sakit, dan kantor pemerintahan di daerah terpencil di Indonesia. Proyek juga menjadi inisiatif untuk mengurangi kesenjangan digital dan memenuhi kebutuhan online secara cepat seiring pandemi Covid-19.
President Director PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso mengatakan, penguatan dan perluasan konektivitas digital akan meningkatkan akses pendidikan serta pelayanan kesehatan yang berkualitas. Harapannya, itu dapat menurunkan tingkat kesenjangan ekonomi dan infrastruktur.
“Adanya SATRIA, kami berharap PSN bisa membantu ribuan sekolah serta fasilitas pelayanan publik, juga membuka akses internet bagi jutaan masyarakat dari Sabang hingga Merauke,” ujar Adiwoso.
Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Bambang Noegroho menyampaikan, proyek SATRIA rencananya diluncurkan kuartal keempat 2023. Satelit Satria diklaim mampu menghemat biaya internet hingga Rp 29 triliun dalam 15 tahun ke depan.
Selain itu, satelit efisiensi dari penggunaan e-education sebanyak Rp 59 miliar selama 15 tahun. Penghematan dari penggunaan e-government sekitar Rp 4 triliun dari penggunaan anggaran pemerintah, serta efisiensi dari penggunaan e-healthcare diperkirakan mencapai Rp 59,3 miliar.
“Penggunaan satelit terkait dengan penghematan. Ini menjadi dominan karena membangun infrastruktur lewat jalur optik membutuhkan biaya sangat tinggi,” ujar Noegroho.