PT Hero Supermarket Tbk menjual tanah dan bangunan IKEA Sentul City di Bogor senilai Rp 280 miliar. Aset tersebut dimiliki oleh perusahaan terafiliasinya, PT Archipelago Property Development (APD).
Berdasarkan struktur kepemilikan, sebagian besar saham Hero Supermarket dimiliki oleh Mulgrave Corporation B.V dengan kepemilikan 63,59%, dan The Dairy Farm Company Ltd 25,71%. Sisanya dimiliki PT Hero Pusaka Sejati 2,68% dan publik 8,02%.
Sementara itu, APD sebagian besar dimiliki oleh The Dairy Farm Company Ltd 75%, dan Mulgrave Corporation B.V 25%.
"Dana hasil penjualan aset akan digunakan untuk mengurangi pinjaman dan mendukung kebutuhan modal kerja dan operasional perusahaan. Hal itu akan berdampak positif pada kondisi keuangan perusahaan," demikian tertulis dalam Keterbukaan Informasi terkait Transaksi Afiliasi Hero Supermarket dikutip Rabu (1/9).
Menurut Direksi Hero Supermarket, perseroan diharapkan untuk membukukan pendapatan dari penjualan aset IKEA Sentul City yang akan meningkatkan nilai buku ekuitas di neraca perseroan.
Selama ini, HERO mengoperasikan bisnis retail Hero Supermarket, bisnis kesehatan dan kecantikan Guardian. Selain itu, HERO juga menjalankan bisnis waralaba IKEA di Indonesia melalui anak usaha yang dimilikinya 99,99% yakni, PT Rumah Mebel Nusantara.
Meski perusahaan menjual aset tanah dan bangunan IKEA, HERO melalui anak Rumah Mebel akan tetap menjadi penyewa properti IKEA Sentul City melalui perjanjian sewa-menyewa.
Berdasarkan prospektus transaksi afiliasi disebutkan, HERO saat ini menghadapi kondisi perdagangan yang menantang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan lemahnya kinerja perekonomian. Hal ini mengakibatkan kinerja keuangan yang menantang pada 2020 dan diprediksi masih terus berlanjut sampai akhir 2021.
Posisi neraca keuangan HERO juga telah menurun signifikan dengan posisi kas bersih Rp 168 milliar sampai Desember 2020. Sementara itu, posisi utang bersih tercatat Rp 463 milliar pada 31 Desember 2020.
Setelah tinjauan bisnis strategis terperinci, pada Mei 2021, perseroan mengumumkan akan mengubah pendekatan perdagangannya. Beberapa di antaranya, dengan meningkatkan investasinya di merek dagang IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket dan beralih dari merek Giant.
Menyusul pengumuman ini, perseroan telah menjajaki divestasi sejumlah properti yang dimiliki untuk memberi fleksibilitas neraca yang lebih baik. Hal ini dilakukan untuk menunjang jalannya kegiatan usaha selama pandemi COVID-19 serta inisiatif pertumbuhan di masa depan.
"Transaksi ini akan memberikan kemampuan untuk memonetisasi aset yang tidak likuid dengan nilai pasar wajar dan memberikan fleksibilitas neraca tambahan kepada Perseroan," kata Direksi HERO.
Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1989. HERO menjalankan kegiatan usaha supermarket, hipermarket, dan usaha retail khusus, seperti apotek, toko obat, kesehatan dan kecantikan, serta perabot rumah tangga.