PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membutuhkan dana investasi sekitar Rp 600 miliar untuk pengembangan vaksin Covid-19 Genexine atau GX-19. Perusahaan menargetkan uji klinis vaksin yang dikembangkan bersama Korea Selatan itu bisa rampung tahun ini, dan segera mendapatkan lampu hijau penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Hal itu disampaikan Direktur Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata dalam paparan publik virtual, Rabu (8/9). Menanggapi pertanyaan investor pasar modal terkait investasi dalam produksi vaksin, Bernardus mengatakan Kalbe Farma masih mampu menggunakan fasilitas produksi yang ada saat ini, tapi untuk kebutuhan produksi lebih banyak, perusahaan membutuhkan investasi yang besar pula.
"Beberapa ratus miliar mungkin tetap dibutuhkan untuk melakukan investasi di vaksin, tergantung nanti teknologi yang akan dibawa," kata Bernadus dalam paparan publik secara virtual, Rabu (8/9).
Ia mengatakan, saat ini progres pengembangan vaksin sudah masuk dalam tahap uji klinis fase 2B dan fase 3 yang berjalan bersamaan di Indonesia. Harapannya, uji klinis bisa berjalan lancar dan menghasilkan data ilmiah untuk diajukan kepada BPOM tahun ini. Nantinya, BPOM diharap mengeluarkan izin penggunaan darurat.
"Kalau itu (izin penggunaan darurat) didapat, pada saat itulah secara resmi vaksin ini bisa digunakan untuk semuanya," kata Bernadus.
Sebelumnya, vaksin GX-19 telah melalui proses uji preklinik dan uji klinis fase pertama di Korea Selatan. Kini, hasil uji sampel akan disorongkan kepada BPOM untuk dinilai. Jika memenuhi persyaratan, BPOM akan memberikan izin emergency use authorization untuk vaksin GX-19 agar bisa diproduksi maupun didistribusikan secara luas.
Lebih lanjut, Kalbe Farma menargetkan pemasaran vaksin ini tidak hanya di Indonesia saja, tapi termasuk kawasan Asia Tenggara. Pasalnya, Kalbe Farma sudah mendapatkan hak untuk pemasaran teritori Asia Tenggara dengan melakukan uji klinis di Indonesia.
Untuk di dalam negeri, Bernadus menyerahkan keputusan pemasaran kepada pemerintah, apakah masuk sebagai vaksin gotong royong yang berbayar atau vaksin gratis. Kemungkinan besar, vaksin yang dikembangkan kalbe Farma ini masuk dalam kategori vaksin gotong royong.
"Kalau bicara kemungkinan besar masuk ke namanya bagian dari vaksin gotong royong. Berapa besarnya harga dan lain sebagainya, masih kami tunggu karena itu yang menjadi peran pemerintah yang lebih besar untuk menentukan itu," ujar Bernadus.