PT Pos Indonesia (Persero) memperkenalkan platform layanan digital kurir dan jasa keuangan baru kepada Menteri BUMN Erick Thohir. Layanan tersebut adalah adalah PosAja!, Pospay, serta Pos Migran Indonesia.
Layanan digital kurir dan jasa keuangan ini telah diluncurkan oleh PT Pos sebelumnya. Peluncuran “Pos Migran Indonesia” diselenggarakan pada Selasa (6/4), sementara peluncuran sejumlah layanan digital seperti PosAja! Dan Pospay dilakukan pada 26 Agustus, bertepatan dengan peringatan Ulang Tahun Pos Indonesia ke-275.
Direktur Utama Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan layanan digital tersebut merupakan bentuk komitmen perseroan untuk menghadirkan layanan prima kepada masyarakat, sesuai dengan perkembangan teknologi dan keuangan saat ini.
"Pospay sangat tepat menjadi sarana Digital Financial Inclusion (inklusi keuangan digital), karena Pospay membantu pedagang kecil dan masyarakat yang tidak memiliki rekening bank dapat melakukan transaksi seperti perbankan," ujarnya.
Dia mengatakan banyak layanan keuangan digital yang dapat dinikmati oleh pengguna Pospay. Di antaranya layanan transaksi pembayaran berbagai macam tagihan, transaksi Q-RIS, transfer dana rekening giro pos ke berbagai rekening bank hingga 50 juta rupiah per hari, kirim weselpos kepada penerima yang tidak memiliki rekening bank, dengan saldo yang tidak terbatas.
Kemudian layanan syariah termasuk zakat, infaq, shodaqoh, wakaf dan qurban, tanpa biaya administrasi bulanan maupun bunga atas simpana. Pospay juga melayani pembayaran pajak sebagai bentuk dukungan bagi pembangunan Indonesia.
"Layanan Pospay bahkan menjangkau kebutuhan para Pekerja Migran Indonesia untuk melakukan proses transaksi keuangan dari luar negeri untuk kebutuhan transaksi yang ada di dalam negeri," ujarnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi peluncuran new platform layanan digital Kurir dan Jasa Keuangan PT Pos ini. Menurutnya, kehadiran tiga platform layanan digital tersebut mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat selaku pelanggan.
PT Pos perlu memberikan kemudahan layanan dan kepada pelanggan, terutama di tengah penerapan kebijakan pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19.
"Karena pandemi Covid-19 ini sudah mengubah berbagai aktivitas masyarakat ke serba digital. Saya kira ini adalah sesuatu yang baik bagi PT Pos untuk terus memperkuat infrastruktur digital," kata Erick.
Dia pun berpesan kepada jajaran direksi mengenai pentingnya transformasi PT Pos. Apalagi menurutnya PT Pos merupakan ujung tombak terdepan dalam melayani rakyat Indonesia
"Sebagai ujung tombak, tangan pemerintah dan BUMN kepada rakyat apalagi kalau kita bicara mengenai pelayanan atau service, maka yang terdepan adalah Pos Indonesia," ujar Erick.
Peluang PT Pos Menjadi Pusat Distribusi E-Commerce
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan aset-aset PT Pos yang tersebar di seluruh Indonesia sangat potensial untuk dimanfaatkan menjadi pusat distribusi bagi e-commerce.
"Saya rasa aset-aset Pos Indonesia yang luar biasa lokasinya, ini juga bisa dimanfaatkan menjadi sentral distribusi bagi e-commerce," ujar Erick Thohir dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, titik-titik lokasi aset PT Pos sangat luar biasa besar, luas dan strategis. Aset-aset tersebut dan memiliki keunggulan sebagai sentral distribusi dengan titik tercepat dan terdekat.
Saat ini PT Pos memiliki sekitar 24 ribu titik layanan yang tersebar di seluruh Indonesia. Aset yang dimiliki PT Pos telah menjangkau seluruh kota dan kabupaten, hampir 100% kecamatan dan 42% kelurahan/desa. Aset PT Pos juga telah menjangkau 940 lokasi terpencil di Tanah Air.
Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari 3.800 kantor pos online. Jaringan ini dilengkapi electronic mobile pos di beberapa kota besar.
Semua titik ini terhubung satu sama lain secara solid dan terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah proses kiriman pos, sehingga tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.