Rambah Bisnis Tembaga, Grup Northstar Akuisisi Tambang Rp 713 Miliar

Wahyu Dwi Jayanti | KATADATA
Suasana pabrik pemurni tembaga di Gresik, Jawa Timur, Kamis (20/6/2019)
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
8/11/2021, 18.52 WIB

Emiten tambang batu bara milik Grup Northstar, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) akan mengakuisisi 51% saham Indokal Limited milik Asiamet Resources Limited. Hal ini disahkan dalam penandatanganan Heads of Agreement (HoA) pada 3 November 2021.

Berdasarkan pengumuman yang disampaikan Asiamet Resources, nilai akuisisi saham tersebut mencapai US$ 50 juta atau setara Rp 713,26 miliar (kurs: Rp 14.265). Pembayaran atas transaksi ini dilakukan perusahaan milik pengusaha Patrick Walujo itu melalui suntikan modal ke proyek milik Indokal.

"DOID memberikan kontribusi US$ 50 juta untuk pengembangan Proyek Tembaga BKM melalui serangkaian pembayaran tunai dan pengeluaran barang," seperti dikutip dari pengumuman Asiamet pada Senin (8/11).

Indokal memegang Kontrak Karya Kalimantan Surya Kencana (KK KSK). Selain itu, memegang Proyek Tembaga BKM (BKM) yang berlokasi di Kalimantan Tengah.

Berdasarkan perjanjian, transaksi yang diusulkan ini tunduk pada penyelesaian uji tuntas teknis, komersial, dan keuangan oleh kedua belah pihak. Dalam hal ini, Asiamet Resources akan memberikan DOID periode eksklusivitas hingga 90 hari untuk menyelesaikan uji tuntas.

Secara bersamaan, para pihak akan melanjutkan negosiasi dan menyiapkan Binding Agreement (Perjanjian Mengikat) untuk ditandatangani setelah menyelesaikan semua kegiatan uji tuntas dengan memuaskan.

Setelah penandatanganan Perjanjian Mengikat, Asiamet akan meminta persetujuan pemegang saham untuk Transaksi yang Diusulkan.

Executive Chairman of Asiamet Resources Tony Manini mengatakan, manajemen Asiamet sepenuhnya mendukung usulan transaksi ini. Pasalnya, dapat menetapkan jalur yang jelas untuk pembiayaan dan pengembangan proyek tembaga BKM dan Kontrak Karya KSK yang lebih luas.

Tony meyakini sepak terjang DOID sebagai pemain dalam bisnis jasa pertambangan. Terlebih, DOID baru saja mendapatkan kontrak pertambangan di Australia yang menandakan rencana DOID untuk tumbuh.

"Melalui kemitraan strategis dengan Asiamet ini, DOID bermaksud membangun platform untuk ekspansi di masa depan yang dihadapi sektor logam dasar dan logam mulia," kata Tony dikutip dalam siaran pers.

Mempertahankan kepentingan substansial dalam proyek tembaga BKM dan KK KSK yang lebih luas, memungkinkan Asiamet untuk mendapatkan keuntungan dari potensi kenaikan signifikan.

Kami yakin DOID sebagai mitra strategis membawa kemampuan teknis, komersial, dan pengalaman yang diperlukan untuk mendukung Asiamet dalam memenuhi tujuannya untuk pengembangan proyek tembaga BKM dan bisnisnya yang lebih luas.

"Perusahaan sekarang akan bekerja secara eksklusif dengan DOID untuk menyelesaikan uji tuntas yang diperlukan dan dokumentasi yang mengikat untuk persetujuan pemegang saham," kata Tony.

Pada kesempatan sama President Director DOID Ronald Sutardja mengatakan, Asiamet merupakan peluang strategis yang sangat menarik untuk masuk ke bisnis pertambangan tembaga. DOID telah aktif mencari untuk mendiversifikasi bisnis di luar layanan penambangan kontrak.

"Transaksi ini merupakan langkah kunci dalam strategi diversifikasi kami," kata Ronald.

Menurutnya, BKM adalah proyek yang menarik dengan ekonomi yang kuat dan memiliki jalur pembangunan yang jelas. Tim manajemen Asiamet berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang bisa ditiru dalam mengembangkan proyek mineral.

Berdasarkan perjanjian tersebut, pembayaran atas US$ 50 juta tersebut dibagi menjadi 4 tahap. Tahap pertama, DOID membayarkan US$10 juta, secara tunai setelah penandatanganan Perjanjian Pengikatan.

Pembayaran tahap pertama digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan rekayasa nilai dan memperluas inventaris mineral dan umur tambang melalui pengeboran perluasan sumber daya tambahan. Tahap kedua, US$ 10 juta dibayar tunai untuk melakukan pekerjaan desain rekayasa muka (Front End Engineering Design).

Tahap ketiga, pembayaran US$ 20 juta, baik dalam bentuk tunai atau barang, untuk pekerjaan konstruksi teknik sipil dan tambang. Pembayaran tahap keempat, senilai US$ 10 juta, disumbangkan untuk item modal jangka panjang.

Sebelumnya, Delta Dunia Makmur Tbk, melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, juga dikabarkan mengakuisisi entitas usaha pertambangan asal Australia Downer EDI Ltd senilai Aus$ 150 juta atau setara Rp 1,56 triliun (Asumsi kurs Rp 10.394/Aus$).

Reporter: Ihya Ulum Aldin