PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) melakukan penawaran tender wajib atas saham-saham yang dimiliki oleh pemegang saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) dengan harga Rp 15.640 per saham. Hal itu dilakukan setelah entitas Grup Djarum ini mengakuisisi 94,03% saham emiten menara telekomunikasi tersebut.
Protelindo melakukan penawaran tender offer dengan jumlah maksimal 67,96 juta saham atau sekitar 5,97% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. Adapun, nilai nominal tercatat Rp 100 per saham.
Harga penawaran tender wajib ditetapkan Rp 15.640 per saham, sehingga nilai maksimal yang akan dikeluarkan anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) ini untuk menyerap saham investor mencapai Rp 1,06 triliun.
Harga penawaran tender offer tersebut lebih tinggi hampir dua kali dari rata-rata harga tertinggi harian saham SUPR di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 90 hari sebelum 6 September 2021, yaitu Rp 8.166 per saham, Ini merupakan tanggal diumumkannya negosiasi atas pembelian saham perusahaan sasaran.
Harga penawaran juga lebih tinggi dari level saham dalam perdagangan hari ini di pasar modal, yakni Rp 15.350. Harga saham SUPR tercatat melonjak 93,08% dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.
"Pengendali baru selaku pihak yang menawarkan menyatakan memiliki dana yang cukup untuk melakukan penyelesaian dan pembayaran sehubungan dengan penawaran tender wajib ini," demikian tertulis dalam pengumuman tertulis, Kamis (25/11).
Periode penawaran tender wajib ialah 30 hari, mulai 26 November sampai 27 Desember 2021. Jual beli saham dalam penawaran tender wajib ini akan dilakukan melalui mekanisme crossing di BEI dan pembayaran akan dilakukan sesuai peraturan KSEI.
Setelah pemegang saham melengkapi seluruh dokumen yang disyaratkan, maka pembayaran dilakukan pada 10 Januari 2021. Protelindo menunjuk PT Verdhana Sekuritas Indonesia sebagai perusahaan efek yang melakukan transaksi.
Sebelumnya, Protelindo resmi mengakuisisi 94,03% Solusi Tunas Pratama, dan menjadi pemegang saham utama. Nilai akuisisinya mencapai Rp 16,7 triliun.
Wakil Direktur Utama Protelindo Adam Gifari mengatakan Protelindo membeli 1,06 miliar saham Solusi Tunas Pratama dengan harga Rp 15.640 per saham. Sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 9/2018, perusahaan penyedia menara telekomunikasi ini akan melaksanakan penawaran tender wajib (tender offer).
"Dengan ini kami umumkan bahwa pada 1 Oktober 2021, kami, Protelindo, telah melakukan pengambilalihan perusahaan terbuka, Solusi Tunas Pratama," ujar Adam dalam keterangan tertulis, Jumat (1/10).
Menurut Adam, perusahaan mengambil alih saham SUPR untuk mengembangkan usaha, serta memperluas jaringan usaha agar dapat memperkuat posisi Protelindo sebagai pemilik dan operator tower independen. Hal ini dilakukan dalam rangka melayani operator telekomunikasi Indonesia.
Rencana pengambilalihkan saham dilakukan melalui proses lelang. Dalam rencana tersebut, Protelindo terpilih sebagai pemenang lelang setelah proses selama empat bulan. Para penjual dan pembeli telah menandatangani Perjanjian Jual dan Beli pada 4 September lalu.
Sejumlah pemegang saham yang menjual kepemilikan saham SUPR antara lain, PT Kharisma Indah Ekaprima, Cahaya Anugerah Nusantara Holdings Limited, Pioneering Networks Investments, dan Fajarindo Indonesia Holdings.
Selain itu, Perdana Indonesia Holdings, Uniperkasa Indonesia Investments, Nusantara Connectivity Ventures, Puncak Pratama Holdings Limited,Clearwater Insight Investments, dan Tumbuh Abadi Holdings Limited.
Pemegang saham lain ialah, Sentral Nusantara Holdings Limited, Great Archipelago Capital, Evergreen Digital Capital, dan Towering Heights Investments Limited.
Mayoritas saham Protelindo dimiliki oleh Sarana Menara Nusantara, yakni sebanyak 99,99%. Sisanya, dimiliki oleh Ferdinandus Aming Santoso sebanyak 0,0003%.
Sebelumnya, Protelindo dan PT Iforte Solusi Infotek (Iforte) memperoleh fasilitas pinjaman senilai Rp 15,5 triliun dari sembilan perbankan. Iforte merupakan anak usaha Protelindo dengan kepemilikan 99,99%.
Dalam hal ini, Protelindo bertindak sebagai peminjam, sedangkan Iforte bertindak sebagai pemberi jaminan perusahaan.
Dalam pengumuman tertulisnya disebutkan, perusahaan akan menggunakan fasilitas pinjaman baru untuk membiayai kebutuhan umum Protelindo, termasuk untuk membiayai potensi akuisisi.