Agresif Ekspansi Bisnis, Adi Sarana Raih Utang Rp 100 M dari Bank QNB

ANTARA FOTO/Reno Esnir
Pengunjung beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
17/12/2021, 18.29 WIB

PT Adi Sarana Armada Tbk memperoleh pinjaman sebesar Rp 100 miliar dari PT Bank QNB Indonesia Tbk. Dana akan digunakan oleh perusahaan penyewaan kendaraan itu untuk pengembangan bisnis. 

Sekretaris Perusahaan Adi Sarana Armada, Hindra Tanujaya mengatakan, Jenis kredit dalam perjanjian itu adalah demand loan atau kredit yang pencairan dan pelunasannya dapat dilakukan berulang-ulang. Fasilitas kredit itu akan digunakan sebagai pembiayaan pembelian unit kendaraan baru, perawatan kendaraan dan suku cadang, dan asuransi kendaraan. 

"Pembelian unit kendaraan untuk disewakan kepada pelanggan perseroan. (Selain itu,) pendapatan perseroan meningkat sehingga kegiatan usaha perseroan berkembang," kata Hindra dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (17/12).

Pada 1 Desember 2021, emiten industri logistik dan transportasi berkode ASSA ini juga memperoleh pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk sebesar Rp 500 miliar. Dana itu digunakan untuk membeli unit kendaraan baru.

Sebagai informasi, ASSA memiliki tiga anak usaha dengan satu inisiasi bisnis di masing-masing anak usaha, yakni ASSA Rent dengan inisiasi Share Car, ASSA Logistic dengan inisiasi AnterAja, dan JBA Indonesia dengan inisiasi Caroline. Hingga 2002, perseroan telah memiliki 26.278 armada dan 4.647 pengemudi. 

Berdasarkan laporan keuangan, entitas bisnis Grup Triputra ini tercatat memilikittotal liabilitas Rp 3,71 triliun sampai September 2021, atau turun tipis 0.56% dari realisasi akhir 2020 Rp 3,73 triliun. Adapun, liabilitas jangka pendek tercatat turun 23.05% menjadi Rp 1,1 triliun. 

Namun demikian, perseroan membukukan pertumbuhan ekuitas sebesar 51.35%  pada 9 bulan pertama 2021 menjadi Rp 2,17 triliun dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 1,43 triliun. Pertumbuhan itu didorong naiknya tambahan modal disetor sebesar 134.97% menjadi Rp 881,04 miliar. 

Di sisi lain, pendapatan tumbuh 61.7% secara tahunan hingga kuartal III-2021 menjadi Rp 3,47 triliun dari Rp 2,14 triliun. Pertumbuhan lini bisnis terbesar datang dari jasa pengiriman. 

Adapun, jasa pengiriman perseroan pada Januari-September 2021 mengalami lonjakan sebesar 269.75% secara tahunan menjadi Rp 1,79 triliun dari Rp 484,39 miliar. Dengan demikian, kontribusi jasa pengiriman ke total pendapatan naik dari 22.52% menjadi 51,8% pada 9 bulan pertama 2021. 

Sementara itu, pendapatan dari jasa logistik tercatat susut 9.42% dari capaian Januari-September 2020 senilai Rp 108,41 miliar menjadi Rp 98,2 miliar. Namun demikian, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 124.84% menjadi Rp 76,88 triliun.

 

Berdasarkan data Stockbit, saham ASSA konsisten tumbuh dan bergerak di zona hijau sepanjang 2021. Secara tahun berjalan, harga saham ASSA naik 2.944 poin atau menguat 502,39% menjadi Rp 3.530 per saham. Titik tertinggi ASSA pada tahun ini adalah Rp 3.970 per saham pada 12 Oktober 2021. 

Rasio harga saham terhadap laba atau price to earning (PE) ASSA pun menyentuh titik tertingginya selama 10 tahun terakhir pada 8 Oktober 2021 sebanyak 11,44 kali. Saat ini, rasio PE ASSA ada di posisi 6,32 kali. 

Reporter: Andi M. Arief