Jadi Raksasa BPD, Ini Langkah bank bjb

bank bjb
Penulis: Padjar Iswara - Tim Riset dan Publikasi
10/3/2022, 20.38 WIB

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (bank bjb) terus menancapkan pengaruhnya menjadi bank besar di Indonesia. Berbagai program jangka menengah dan panjang tengah dirancang untuk menjadi raksasa Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia.

Hal itu disampaikan jajaran direksi bank bjb saat hadir menjadi pembicara live Youtube Mirae Asset "Kamu Beli Saham Apa", Kamis (10/3/2022). Hadir Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi, Direktur Keuangan bank bjb Nia Kania, Direktur Information Technology, Treasury & International Banking bank bjb Rio Lanasier.

Dalam paparannya, Yuddy menyebut, saat ini bank bjb terus menggenjot pendapatan utama dari segmen konsumer, korporasi, UMKM, komersial, dan lainnya. Perseroan juga terus melakukan penetrasi keuntungan dari fee based income layanan digital.  "Kami ke depan juga ada rencana yang saat ini sedang intense dibicarakan dengan BPD lain,” kata dia.

Hal tersebut, menurut Yuddy, seiring dengan terbitnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) bahwa BPD harus memiliki modal inti minimal Rp3 triliun. “Kalau tidak terpenuhi, akan turun kelas. Namun dari POJK ini ada esepsi, bahwa BPD bisa berkumpul atau membuat KUB (Kelompok Usaha Bank), " ujarnya.

KUB ini nantinya akan membawa bank bjb menjadi holding BPD. Saat ini sudah ada lima BPD yang intens berkomunikasi dengan bank bjb. "KUB ini akan menjadi fokus kami, terutama dalam pemanfaatan digitalisasi oleh BPD lainnya, " kata Yuddy.

Menurut dia, bank bjb saat ini telah menyiapkan belanja barang modal (capital expenditure/capex) hingga Rp500 miliar untuk memperkuat digitalisasi layanan keuangan. Perseroan berkomitmen tidak pelit belanja Information Technology (IT). Apalagi, digitalisasi adalah keniscayaan yang sebagaimana kebutuhan zaman yang serba cepat dan mudah.

Tak hanya itu, bank bjb juga terus memperkuat layanan keuangan dari sisi pembiayaan. Misalnya bjb Indah (Infrastruktur Daerah), memfasilitasi pinjaman modal bagi pemerintah daerah (pemda) sehingga mereka bisa mendapat pinjaman secara mudah untuk membiayai pembangunan infrastruktur daerah.

Yuddy mengatakan, banyak pemerintah daerah yang berminat terhadap pembiayaan bjb Indah ini. Tidak hanya pemda-pemda di Jabar dan Banten, tapi pemda lainnya juga sangat berminat. “Bahkan, untuk program ini Non Performing Loan (NPL)-nya 0, artinya sangat bagus kinerjanya, " kata dia.

bank bjb juga memiliki program bjb Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera). Program pembiayaan bagi ultra mikro yang tidak bankable, tapi ingin memajukan usahanya. bjb Mesra merupakan fasilitas kredit tanpa bunga dan agunan. Namun hanya bisa diakses oleh komunitas di rumah ibadah.

Yuddy mengatakan, bank bjb mencatat pertumbuhan hingga double digit sehingga akan menjadi bank elit yang bisa menjadi tuan rumah di wilayah sendiri. “Intinya bagaimana kami kolaborasi dan open minded. Termasuk bagaimana kami juga berupaya memenuhi kebutuhan milenial, " ujarnya.

Mengenai KUB, Direktur Keuangan bank bjb Nia Kania mengatakan, secara potensi BPD di Indonesia memiliki nilai aset yang cukup besar. Jika BPD ini menjadi satu kesatuan, maka akan menjadi entitas bisnis yang cukup besar. Secara aset, BPD di Indonesia mencapai lebih dari Rp800 triliun.

Setelah KUB itu terbentuk, banyak kerja sama bisa dibangun, misalnya antar BPD berkerja sama dalam bidang SDM, jaringan kantor, treasure, kredit, dan lainnya. “Ini potensinya luar biasa besar, " kata dia.

Direktur Information Technology, Treasury & International Banking bank bjb Rio Lanasier mengatakan, bank bjb saat ini sedang menggagas terbentuknya super apps. Rencananya dalam waktu dekat akan segera diluncurkan.

Super apps ini nantinya menjawab kebutuhan konsumen yang kian besar. “Super apps ini satu aplikasi untuk semua layanan keuangan. Aplikasi ini juga nantinya akan memudahkan digitalisasi pada KUB, " ungkapnya.