Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla Inc, berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split.
Bila rencana tersebut terealisasi, ini adalah stock split kedua dilakukan oleh perusahaan setelah Agustus 2020 lalu. Pemecahan nilai nominal saham itu bertujuan agar perusahaan yang didirikan Elon Musk dapat membayar dividen kepada pemegang saham Tesla.
Komisi Sekuritas dan Bursa AS menyatakan, Tesla akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tesla terkait aksi korporasi tersebut.
"Pemecahan nilai nominal saham bertujuan untuk meningkatkan jumlah saham beredar melalui pembagian dividen saham," tulis Komisi Sekuritas dan Bursa AS, seperti dikutip CNBC International, Selasa (29/3).
Meski begitu, sampai saat ini, Tesla belum merinci lebih lanjut mengenai berapa banyak saham yang akan diterima oleh investor. Pemecahan sebelumnya pada Agustus 2020 memberi pemegang saham lima saham untuk setiap saham yang mereka miliki atau dengan rasio 1:5.
Dividen saham adalah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk tambahan saham perusahaan, bukan uang tunai. Dividen ini juga tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Pada perdagangan awal pekan ini, harga saham Tesla di Bursa Nasdaq terpantau naik 8,03% ke level US$ 1.090,84 setiap saham atau setara Rp 15,61 juta per saham dengan nilai kapitalisasi pasar US$ 1,04 triliun.
Bila menggunakan rasio yang sama seperti dua tahun lalu, maka harga saham Tesla bisa lebih murah menjadi sekitar Rp 3,12 juta untuk setiap sahamnya.
Rencana pemecahan nilai nominal saham itu muncul seiring pergerakan harga saham Tesla yang tergelincir sebesar 4,4% sejak awal tahun ini.
Sedangkan, dalam lima tahun terakhir, saham Tesla terus menguat. Tercatat, pada tahun 2021 saham Tesla menguat sebesar 49,8% dan setahun sebelumnya melonjak 743,4%.
Selain itu, sejumlah saham perusahaan teknologi lainnya telah mengumumkan pemecahan nilai nominal saham, termasuk Amazon (AMZN) dan pemilik Google Alphabet (GOOG). Keduanya mengumumkan rencana pemecahan saham dengan rasio 1:20 sejak awal Februari lalu.