PT MD Pictures Tbk (FILM) berencana melakukan penambahan modal kerja dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan akan melepas sebanyak 1,90 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang akan ditawarkan melalui rights issue atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan saat ini.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi korporasi ini rencananya akan dilakukan setelah perseroan mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar 25 Mei 2022 mendatang.
"Dengan demikian, pelaksanaan rights issue diperkirakan paling lambat 12 bulan setelah tanggal persetujuan RUPS," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (19/4).
Namun, hingga saat ini perusahaan belum mengeluarkan informasi tambahan terkait harga pelaksanaan rights issue. Adapun, penetapan jumlah dan harga pelaksanaan akan memperhatikan kondisi terakhir dari hal-hal antara lain kondisi ekonomi, pasar modal, kondisi fundamental dan kinerja perseroan, volatilitas harga saham perseroan, serta masukan dari para pemegang saham.
Pada perdagangan Selasa ini, harga saham FILM diperdagangkan rata-rata pada kisaran Rp 1.150 sampai dengan Rp 1.180 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 11,08 triliun.
Rencananya, dana hasil rights issue akan digunakan perseroan untuk modal kerja dan pengembangan kegiatan usaha perseroan. Apalagi, saat ini perseroan telah bergerak secara agresif di luar layar lebar untuk mendapatkan sejumlah pendapatan, termasuk konten direct to OTT, seri OTT asli, dan perpustakaan serta lisensi film terkini, dan telah mendapatkan kontrak lisensi multi tahun dengan semua platform online utama, termasuk Disney +Hotstar, Viu, WeTV, Netflix, iFlix, Vidio.com, MOX, MAXstream, dan iTunes.
"Dana tunai yang diperoleh perseroan dalam rights issue akan digunakan untuk melakukan pengembangan usaha, sehingga diharapkan akan berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan," lanjut manajemen.
Hingga 31 Maret 2022, saham FILM dikuasai sebanyak oleh PT MD Global Investment sebesar 50,50%. Kemudian, Direktur Utama FILM Manoj Punjabi memegang kepemilikan saham perseroan sebanyak 22,23%, Morgan Stanley and Co Internasional sebanyak 15,10%, Shania Manoj Punjabi yang merupakan Komisaris Utama sebanyak 0,2%, dan masyarakat dengan kepemilikan kurang dari 5% sebanyak 11,97%.
Sementara itu, bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan hak membeli efek akan terkena dilusi kepemilikan, maksimum sebesar 16,67% dari prosentase kepemilikan saham perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan, FILM membukukan laba bersih sebesar Rp 33,67 miliar di 2021 setelah merugi sebesar Rp 56,95 miliar pada tahun sebelumnya. Sedangkan, penjualan bersih melonjak 108,42% dari Rp 122,36 miliar di 2020 menjadi Rp 255,04 miliar pada 2021.
Kontributor penjualan adalah kategori film yang terdiri dari digital, layar lebar dan televisi yang menyumbang Rp 226,83 miliar. Serta segmen penyewaan gedung dan penyewaan peralatan syuting berkontribusi sebesar Rp 28,21 miliar.
Penjualan digital kepada pihak pembeli yang melebihi 10% dari total penjualan yaitu The Walt Disney dan Image Future Investment (HK) masing-masing sebesar Rp 109,33 miliar dan Rp 98,56 miliar.
Tahun ini, perseroan tengah mempersiapkan beberapa judul film untuk rilis di bioskop, dengan masih mengamati perkembangan pandemi dan peraturan pemerintah terkait. Adapun, judul film-film besar yang akan dirilis yakni, ‘KKN di Desa Penari’, ‘Mendarat Darurat’, dan ‘Ivanna’.