Minat perusahaan menggalang dana di Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap marak di tahun politik. Hal ini baik melalui penawaran umum perdana saham atau IPO, rights issue, hingga penerbitan obligasi.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) merealisasikan penggunaan dana dari penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue Rp 7,3 triliun sampai dengan akhir Desember 2023.
Anak usaha PT Agung Sedayu, PT Multi Artha Pratama membeli saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) sebanyak 2,02 miliar saham pada 15 Desember 2023.
BEI mencatat sampai dengan 12 Januari 2024 masih terdapat 26 perusahaan dalam antrean (pipeline) pencatatan umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mengumumkan rencana penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu II (PMHMETD II) atau rights issue sebanyak 3,09 miliar saham.
PT Bank UOB Indonesia memperoleh tambahan permodalan melalui aksi korporasi rights issue senilai Rp 1,5 triliun. Dana ini nantinya akan digunakan perusahaan untuk menunjang ekspansi bisnis.
Emiten properti kongsi Grup Agung Sedayu dan Salim PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) menetapkan harga pelaksanaan rights issue senilai Rp 5.000 per lembar.
BEI mencatat sampai dengan 10 November 2023 masih terdapat 28 perusahaan dalam antrean (pipeline) pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO).
MNC Bank (BABP) mendapat persetujuan pemegang saham untuk melakukan aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue.
PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) menyetujui rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue sebanyak-banyaknya 27 miliar saham baru seri B.