Sarana Menara Kantongi Laba Rp 3,43 Triliun pada 2021, Tumbuh 20%

ANTARA FOTO/IGGOY EL FITRA
Ilustrasi menara telekomunikasi
20/4/2022, 15.23 WIB

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) membukukan pertumbuhan laba bersih sepanjang 2021  sebesar 20,84% menjadi Rp 3,43 triliun dari perolehan tahun sebelumnya Rp 2,83 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan, kenaikan laba bersih seiring dengan meningkatnya pendapatan perseroan. TOWR mencatat kenaikan pendapatan sebesar 15,98% menjadi Rp 8,63 triliun pada 2021 dari sebelumnya sebear Rp 7,44 triliun di 2020.

Adapun, empat operator besar di Indonesia, yakni PT XL Axiata Tbk, PT Hutchison 3 Indonesia (H3I), PT Indosat Tbk, dan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) menjadi kontributor terbesar dari perolehan pendapatan perseroan. Pendapatan dari keempat operator tersebut menyumbang sebesar 84% dari pendapatan TOWR.

Secara rinci, Indosat mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 58,16% secara tahunan menjadi Rp 1,29 triliun dari sebelumnya Rp 815,27 miliar. Kemudian, XL Axiata menyumbang pendapatan sebesar Rp 2,48 triliun atau naik 12,93% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,19 triliun.

Selanjutnya, pendapatan Telkomsel tumbuh 8,7% menjadi Rp 1,21 triliun dari sebelumnya Rp 1,11 trilun. Sedangkan, pendapatan dari H3I mengalami penurunan sebesar 5,14% dari sebelumnya Rp 2,35 triliun menjadi Rp 2,23 triliun.

Sementara itu, secara persentase, pendapatan XL Axiata berkontribusi sebesar 29% dari pendapatan perseroan tahun lalu. Kemudian, H3I sebesar 26%, Indosat 15%, dan Telkomsel 14%.

Tahun lalu, perseroan juga mencatatkan kenaikan beban pokok menjadi Rp 480,35 miliar dari sebelumnya Rp 415,24 miliar. Sementara itu, beban usaha lainnya mengalami penurunan menjadi Rp 177,96 miliar dari sebelumnya Rp 194,28 miliar. Beban pemasaran perseroan mengalami kenaikan menjadi Rp 120,04 miliar dari sebelumnya Rp 105,96 miliar dan beban umum adminstrasi naik  menjadi Rp 600,63 miliar dari sebelumnya Rp 519,30 miliar.

Sepanjang 2021, total aset TOWR meningkat sebesar 92,2% menjadi Rp 65,83 triliun dari sebelumnya Rp 32,25 triliun. Di sisi lain, liabilitas TOWR juga meningkat sebesar 123,42% secara tahunan menjadi Rp 53,77 triliun dari sebelumnya Rp 24,06 triliun dan total ekuitas naik sebesar 18,44% menjadi Rp 12,06 triliun di 2021 dari sebelumnya Rp 10,18 triliun. 

Hingga September 2021, perseroan memiliki dan mengoperasikan 21.639 menara dengan 40.456 penyewa menara, juga mengoperasikan kurang lebih 60.000 kilometer jaringan tower fiber.

Tahun lalu, perseroan juga telah menyelesaikan proses akuisisi kepemilikan atas saham pengendali PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) melalui pengalihan 94,03% saham SUPR kepada Protelindo senilai Rp 16,7 triliun.

Saat ini, SUPR merupakan perusahaan tower independen terbesar ke-3 di Indonesia dengan 6.799 tower, 12.452 tenant dan lebih dari 8.000 kilometer jaringan kabel fiber optic.

"Penambahan pendapatan dari akuisisi SUPR dengan nilai lebih dari Rp 2,1 triliun dan EBITDA hampir Rp 1,9 triliun, akan memperkuat posisi Protelindo sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi independen terbesar di Indonesia," kata manajemen TOWR dalam paparan publik akhir Desember lalu.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi