Kalbe Farma Siapkan Rp 500 Miliar untuk Buyback Saham

kalbe farma
Kalbe Farma
Penulis: Syahrizal Sidik
20/5/2022, 13.47 WIB

Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan sebanyak-banyaknya 312,5 juta saham.

Terkait aksi korporasi itu, manajemen Kalbe akan menyiapkan dana senilai Rp 500 miliar. Periode buyback saham akan dilaksanakan pada 20 Mei 2022 sampai dengan 19 Agustus 2022.

"Perseroan membatasi harga pembelian kembali saham sebesar maksimum Rp 1.700 per saham," kata Presiden Direktur Kalbe, Vidjongtius, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat (20/5).

Pada perdagangan hari ini, terpantau harga saham Kalbe berada di rentang Rp 1.600 sampai dengan Rp 1.660 per saham. Sejak awal tahun ini, saham perseroan bergerak naik 1,24% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 76,64 triliun.

Vidjongtius mengatakan, perusahaan berencana menggunakan dana pinjaman sebagai sumber pembiayaan untuk pembelian saham tersebut. "Perseroan memperkirakan dampak biaya bunga dari pinjaman sekitar Rp29 miliar per tahun," terangnya.

Sementara itu, emiten bersandi KLBF ini juga memperkirakan, proforma laba per saham selama periode kuartal pertama tahun ini turun menjadi Rp 17,7 per saham dibanding laba per saham yang dibukukan Rp 17,8 per sahamnya.

Namun, Vidjongtius mengatakan, pembelian kembali saham ini diharapkan dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif serta memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham perseroan secara fundamental.

Selain itu, buyback saham juga akan memberikan fleksibilitas bagi perusahaan dalam mengelola modal jangka panjang, di mana saham treasuri dapat dijual kembali pada masa yang akan datang.

Sebelumnya, pada periode 9 Februari sampai dengan 8 Mei 2022, perusahaan telah merealisasikan pembelian kembali saham senilai Rp 400,2 miliar.

Pada tahun ini, perseroan akan mengalokasikan belanja modal senilai Rp 1 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi dan jaringan distribusi. Selain itu, anggaran belanja modal juga akan digunakan untuk pemeliharaan dan penyelesaian proyek tahun sebelumnya.

Oleh sebab itu, perseroan optimistis pada tahun ini akan mematok target pertumbuhan penjualan dan laba bersih di kisaran 11 sampai dengan 15%.