Mayora Bagi Dividen Rp 21 per Saham. Simak Jadwal Pencairannya

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Presiden Direktur Mayora Group Andre Atmaja (kedua kanan) melihat langsung pengemasan produk Mayora di sela acara Pelepasan Kontainer Ekspor ke 250 ribu ke Filipina di Bitung, Tangerang, Banten, Senin (18/2/2019).
Penulis: Lavinda
30/6/2022, 17.15 WIB

Emiten barang konsumsi, PT Mayora Indah Tbk akan membagikan dividen tunai periode tahun buku 2021 sebesar Rp 469,5 miliar atau Rp 21 per saham. Hal itu telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung 28 Juni lalu.

Secara rinci, jumlah dividen tunai yang dibagikan tercatat 39% dari total laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk yang sebesar Rp 1,21 triliun. 

Pemegang saham juga sepakat, sisa laba bersih sebesar Rp 739,5 miliar akan dialokasikan sebagai saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya. Sementara itu, dana sebesar Rp 2 miliar akan dialokasikan sebagai dana cadangan.

Berdasarkan tahapan dan jadwal pembagian dividen, tanggal cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi akan berlangsung pada 6 Juli 2022, sedangkan ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 7 Juli.

Selanjutnya, cum dividen dan ex dividen di pasar tunai masing-masing berlangsung pada 8 Juli dan 11 Juli. Kemudian, tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 8 Juli.

"Pembayaran dividen akan dilakukan pada 27 Juli mendatang," ujar Sekretaris Perusahaan Mayora Indah, Yuni Gunawan, dalam pengumuman tertulis, Kamis (30/6).

Dalam kesempatan berbeda, Direktur Mayora Indah Wardhana Atmadja mengatakan, Mayora menargetkan pertumbuhan laba bersih menjadi Rp 1,3 triliun pada 2022, dari raihan tahun lalu Rp 1,2 triliun.

Sementara itu, target pendapatan dipatok dua digit menjadi sekitar Rp 30,7 triliun pada tahun ini, meski menghadapi tantangan melonjaknya harga komoditas.

Sepanjang tahun 2021, Mayora membukukan penjualan Rp 27,9 trilliun atau meningkat sebesar 14% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pada periode Januari hingga April tahun 2022, perseroan membukukan penjualan Rp 10,4 trilliun atau meningkat sebesar 6,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dengan laba bersih sebesar Rp 450 milliar.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang akan mendorong kenaikan penjualan perusahaan, yakni kondisi pandemi Covid-19 yang mulai pulih. Hal ini menyebabkan mobilitas masyarakat turut meningkat.

"Keadaan pandemi mulai pulih, mobilitas meningkat, kantin sekolah buka, toko buka. Konsumsi masyarakat naik, kami target penjualan tumbuh dua digit," kata Indra dalam paparan publik perusahaan di Jakarta, Selasa (28/6) secara virtual.

Meski begitu, perseroan memahami, kondisi bisnis ke depan masih dihadapkan pada banyak tantangan, seperti kondisi pandemi yang belum sepenuhnya hilang, ketidakstabilan politik di luar negeri dan kenaikan harga komoditas.

Mengantisipasi hal tersebut, perseroan akan lebih selektif dalam mengalokasikan biaya promosi, penggunaan dana lebih produktif dan efisien hingga mengoptimalkan pencarian bahan baku yang paling murah dan kompetitif di pasar.