Erick Thohir Kaji Ulang BUMN Go Public, Ini Daftar 28 Perusahaannya
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang melakukan peninjauan ulang terkait perusahaan milik negara yang mencatatkan sahamnya atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan, saat ini terdapat 28 perusahaan pelat merah yang sudah go public . Dari jumlah itu, terdapat enam perusahaan terbuka yang hanya sekadar tercatat di bursa saham, tanpa memiliki performa yang baik.
"Kami sedang review, ada 28 perusahaan yang listing, dan enam di antaranya hanya sekadar listing, saya tidak mau itu. BUMN yang go public harus perusahan yang besar, sehat, dan bisa tanggung jawab orang berinvestasi, bukan hanya listing gaya-gayaan," ujar Erick Thohir di Kementerian BUMN, Rabu (20/7).
Menurut Erick, pihaknya akan melakukan pengkajian ulang BUMN yang terbuka dan tertutup, tanpa menyebutkan perusahaan mana saja yang dimaksud.
Pemilik Grup Bisnis Mahaka ini juga mengaku sudah mengingatkan para direksi dan komisaris BUMN terkait performa perusahaan yang tercatat di bursa saham. Para pengawas dan pengurus perusahaan, lanjutnya, harus memastikan perusahaan terbuka memiliki performa yang baik dan dapat menguntungkan investor.
Berdasarkan hasil riset Katadata, saat ini terdapat 28 perusahaan milik negara yang tercatat di BEI. Jumlah itu terdiri dari, 20 BUMN dan delapan anak usaha BUMN.
Dari seluruh perusahaan pelat merah tersebut, hanya enam BUMN yang mencatatkan kinerja imbal hasil atau return saham positif dalam kurun tahun berjalan atau year to date (YtD). Sisanya, 22 perusahaan lain mengalami penurunan harga saham sepanjang tahun ini.
Harga saham PT Bukti Asam (Persero) Tbk melonjak paling tinggi di antara BUMN lain, yakni 48,34% sepanjang tahun ini. Berada di urutan kedua dan ketiga ialah PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dengan kenaikan harga saham masing-masing 14,91% dan 14,44%.
Selanjutnya, berada di peringkat keempat sampai keenam berturut-turut antara lain, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 12,46%, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk 5,45%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebanyak 4,87%.
Sebaliknya, BUMN yang mencatat kinerja saham terburuk berasal dari sektor farmasi, yakni PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT Indofarma (Persero) Tbk, dengan penurunan harga saham masing-masing 41,36% dan 48,88%. Sementara itu, anak usaha BUMN yang mencatat kinerja saham terburuk yakni, PT Bank Raya Indonesia dengan penurunan harga saham mencapai 58,84%.
Daftar BUMN yang Sahamnya Tercatat di Pasar Modal:
Nama Perusahaan Kinerja Saham Year to Date
1. PT Bukit Asam (Persero) Tbk 48,34%
2. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 14,91%
3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 14,44%
4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 12,46%
5. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk 5,45%
6. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 4,87%
7. PT Timah (Persero) Tbk -5,15%
8. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk -9,09%
9. PT Jasamarga (Persero) Tbk -9,51%
10. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk -10%
11. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk -14,56%
12. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk -15,03%
13. PT Adhi Karya (Persero) Tbk -15,64%
14. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk -15,84%
15. PT Waskita Karya (Persero) Tbk -18,9%
16. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk -25,56%
17. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk -27,1%
18. PT Kimia Farma (Persero) Tbk -41,36%
19. PT Indofarma (Persero) Tbk -48,88%
20. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Masa Suspensi
Anak Usaha BUMN yang Tercatat di BEI :
Nama Perusahaan Kinerja Saham Year to Date
21. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Masa Suspensi
22. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung -10%
23. PT PP Presisi -13,79%
24. PT PP Properti -13,79%
25. PT Adhi Commuter Properti -14,77% (3 bulan)
26. PT Waskita Beton Precast -16,67%
27. PT Wijaya Karya Beton -17,07%
28. PT Bank Raya Indonesia -58,84%
Sumber: Data RTI sampai penutupan perdagangan saham 21 Juli 2022