Emiten bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), mengantongi laba bersih senilai Rp 24,88 triliun pada semester pertama tahun ini.
Mengacu publikasi laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan Rabu (27/7), perolehan laba bersih itu secara konsolidasi meningkat 98% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kenaikan laba bersih ini juga turut meningkatkan nilai laba bersih per saham menjadi Rp 164 per saham dari sebelumnya Rp 102 per saham.
Pada enam bulan pertama ini, BBRI tercatat membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 76,86 trililun, naik dari sebelumnya Rp 69,95 triliun.
Sedangkan, beban bunga tercatat turun menjadi Rp 12,24 triliun dari tahun lalu Rp 14,98 triliun. Sehingga, BRI mampu meraih pendapatan bunga bersih sebesar Rp 64,61 triliun, naik 17,56% dari sebelumnya Rp 54,96 triliun.
Perseroan tercatat telah menyalurkan kredit senilai Rp 1.104,79 triliun pada semester pertama tahun ini, naik 8,75% secara tahunan.
Rinciannya, kredit itu disalurkan ke segmen mikro Rp 518,76 triliun, segmen kredit usaha kecil dan menengah Rp 246,48 triliun, kredit korporasi Rp 184,78 triliun dan sisanya kredit konsumer Rp 154,76 triilun. Proporsi kredit UMKM tercatat naik menjadi 83,27% dari seluruh portofolio kredit BBRI.
Dari sisi perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK), tercatat naik 3,70% secara tahunan menjadi Rp 1.136,98 triliun. Adapun, total aset perusahaan naik sebesar 6,37% menjadi Rp 1.652,84 triliun.
Dari sisi rasio keuangan, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) berada di level 3,26% dengan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) 88,45% dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 25,06%