Perusahaan pembiayaan, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), membeberkan arah rencana bisnis setelah bergabungnya bankir senior, Jerry Ng sebagai pemegang saham pengendali yang baru.
Manajemen BFIN mengharapkan bergabungnya Jerry Ng akan membawa perkembangan bisnis perseroan, terutama dalam digitalisasi. Adapun Jerry Ng sebelumnya mendapatkan restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjadi pemegang saham pengendali PT BFI Finance Indonesia pada 8 Juli 2022 melalui PT Trinugraha Capital.
"Transformasi information technology atau sisi digitalisasi itu yang diharapkan disumbangkan oleh beliau (Jerry Ng) setelah beliau masuk ke BFI," kata Finance Director dan Corporate Secretary Sudjono kepada awak media, Selasa (6/9) di Jakarta.
Dia juga menyampaikan, Jerry Ng berinvestasi kepada perusahaan karena kepercayaan dengan manajemen, fundamental, dan kinerja perusahaan. Masuknya Jerry Ng, katanya tidak ada terjadi perubahan secara massif terkait bisnis inti perusahaan.
"Jadi apa yang bagus akan dipertahankan seperti core pembiayaan otomotif yang sudah berlangsung cukup lama dan sangat bagus itu dipertahankan dan akan dikembangkan," katanya.
Sebelumnya, pemegang saham pengendali BFI Finance yang juga perusahaan konsorsium Jerry Ng dan Boy Thohir, Trinugraha Capital & Co, melaksanakan periode penawaran sukarela atau tender offer.
Direktur BFIN, Sudjono sebelumnya menginformasikan sampai dengan berakhirnya periode tender sukarela, sebanyak 852.876.278 saham yang ikut berpartisipasi dalam penawaran tender tersebut. Dengan harga pembelian senilai Rp 1.200 setiap sahamnya, maka Trinugraha Capital, perusahaan konsorsium Jerry Ng dan Boy Thohir tersebut merogoh dana senilai Rp 1,02 triliun.
Selain itu dikesempatan yang sama, Sudjono mengatakan pihaknya optimis aset pertumbuhan 20%. Lalu, untuk laba bersih dirinya memproyeksikan akan tumbuh seperti sebelum Covid-19.
PT BFI Finance Indonesia Tbk bersama anak usaha PT Finansial Integrasi Teknologi atau pinjam modal mencatatkan kinerja sepanjang semester I 2022. Hingga akhir Juni 2022, perusahaan mencatatkan rasio pembiayaan bermasalah atau Non-Performing Financing (NPF) BFI Finance di posisi NPF bruto 1,08% dan NPF neto 0,31%.
Lalu, perseroan mencatatkan total piutang yang dikelola BFI Finance senilai Rp16,8 triliun atau naik sebesar 23,3% yoy atau tahunan. Portofolio pembiayaan dari managed receivables berdasarkan jenis aset konsumen didominasi oleh pembiayaan mobil bekas dan baru sebesar 69,97% atau senilai Rp11,75 triliun.
Dia mengatakan bahwa pencapaian saat ini disokong oleh meningkatnya kembali daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Serta realisasi pembiayaan baru serta beragam produk dan layanan jasa yang menyediakan solusi pembiayaan komprehensif bagi masyarakat. “Performa kami yang solid ini ditandai dari semua lini pembiayaan, baik dari BFI Finance maupun Pinjam Modal,”katanya.
Adapun, Pinjam Modal merupakan menjembatani penyaluran pinjaman kepada segmen-segmen debitur yang belum mampu mendapatkan akses pembiayaan secara konvensional. Penyaluran pinjaman Pinjam Modal sepanjang semester pertama tahun 2022 meningkat sekitar 32 kali dibandingkan periode yang sama di tahun 2021.
Herman Handoko, CEO Pinjam Modal, menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan adaptasi dan improvement strategi bisnis dalam memberikan solusi keuangan yang dapat diakses oleh lebih banyak pelaku usaha.