Bio Farma Kembangkan 8 Pilar Bisnis, Bakal Suntik Dana di Startup Ini

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/rwa.
Petugas medis menunjukkan vaksin Sinovac Biofarma sebelum disuntikkan pada seorang tenaga pengajar di Rumah Sakit Persada, Malang, Jawa Timur. Bio Farma akan fokus mengembangkan 8 pilar bisnis.
Penulis: Syahrizal Sidik
29/9/2022, 14.07 WIB

 

Induk BUMN Famasi, PT Bio Farma (Persero), menyampaikan akan fokus mengembangkan delapan pilar bisnis yang akan dikerjakan perusahaan dalam waktu dekat. Peluang ini akan diambil dengan berinvestasi pada perusahaan rintisan yang potensial.

Hal ini sebagaimana disampaikan Chief Transformation & Digital, Soleh Ayubi dalam pemaparannya di acara BUMN Startup Day.

Kedelapan segmen bisnis ini pertama adalah pengembangan digital healthcare. Bio Farma bisa mengembangkan produk digital untuk menghubungkan pelaku usaha dan konsumen serta teknologi digital lain di bidang kesehatan seperti telemedicine, telepharmacy dan lainnya.

"Saat ini telemedicine dan telepharmacy didominasi oleh Alodokter dan Halodoc, peluang ada pada segmented startup dengan fokus di pasar Asia Tenggara," ujar Soleh, dikutip Kamis (29/9).

Kedua, pengembangan medical devices yang mendukung peralatan tindakan medis untuk memeriksa, modifikasi seperti mesin X-ray, stent jantung. Adapun, investasi akan dilakukan Bio Farma pada perusahaan startup yang sudah memiliki paten dan bisnis model teruji.

Ketiga, pengembangan segmen diagnostic. Yakni, peralatan yang digunakan untuk memeriksa spesimen sebagai informasi medis, misalnya PCR kit, tes kehamilan, tes diabetes. Bio Farma juga bakal melirik startup yang memiliki paten dan teruji secara model bisnisnya, dengan fokus di pasar Asia Tenggara.

Keempat, segmen prescription drug, yang merupakan bahan kimia yang dimasukkan ke tubuh untuk mengobati penyakit tertentu dan memerlukan resep dokter seperti obat kanker, hipertensi dan diabetes. Nantinya, Bio Farma bakal mengincar perusahaan rintisan yang telah menyelesaikan pre-clinical trial, fokus pada penyakit kanker, hipertensi dan diabetes.

Pada segmen bisnis kelima, Bio Farma juga mengembangkan biological product. Yakni, produk yang bersumber dari bahan biologis, misalnya stem cell, virus yang dilemahkan ke tubuh manusia melalui pengembangan vaksin, serum dan lainnya. Untuk bisnis ini, Bio Farma akan fokus pada vaksin yang mewabah, serum dan blood recombinant yang memperkuat posisi Bio Farma.

Selanjutnya, pilar bisnis keenam, Bio Farma juga akan mengembangkan OTC Drug dan Herbal seperti obat parasetamol, obat demam dan vitamin. Di segmen bisnis tersebut, perusahaan akan berinvestasi pada startup yang telah menyelesaikan pre-clinical trial dan tetap mempertahankan persaingan di pasar.

Ketujuh, Bio Farma juga akan mengembangkan segmen kosmetik seperti krim pelembab, jamu herbal. Terakhir, perusahaan akan mengembangkan riset dan pengembangan untuk obat-obatan.

Sebagaimana diketahui, pada tahun 2021, Bio Farma mampu mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,93 triliun, melesat 668% dari tahun 2020. Adapun, pendapatan Bio Farma meningkat 203,16% menjadi Rp 43,44 triliun dari sebelumnya RP 13,32 triliun. Melesatnya pendapatan Bio Farma utamanya dari penyediaan dan distribusi vaksin Covid-19.